TUBAN - Suasana berbeda terlihat di bengkel binaan lembaga pemasyarakatan kelas ii-b kabupaten tuban. Sejak pagi, sejumlah narapidana sibuk dengan batang bambu, untuk memproduksi tusuk sate. Hal ini dilakukan lantaran melihat peluang pasar yang dinilai sangat menjanjikan. Pasalnya, pada hari raya kurban, akan banyak warga yang mencari tusuk sate dari bambu, untuk keperluan memasak daging kambing atau sapi yang mereka peroleh.
Tusuk sate berbahan pohon bambu ini, setiap harinya dikerjakan oleh sekitar enam sampai sepuluh narapidana lapas setempat. Tusuk sate ini, nantinya akan dijual untuk memenuhi permintaan pasar, serta kebutuhan didalam lapas saat hari kurban.
Sepintas tusuk sate ini terlihat mudah diproduksinya. Akan tetapi dibutuhkan keahlian dan keterampilan dalam membuatnya. Mulai dari proses pemotongan bambu, membuat bentuk tusuk, hingga proses penghalusan. Namun, karena keterbatasan alat, para napi ini, hanya mampu memproduksi lima ratus hingga seribu batang tusuk sate.
Selanjutnya, peluang usaha ini akan terus dikembangkan, sebagai inovasi pembinaan para napi di bidang wira usaha. Hal ini dilakukan agar para napi nantinya setelah keluar menjalani masa tahanan, sudah memiliki bekal untuk usaha. Selain itu, apabila nantinya, ada permintaan dari pasaran, maka pihak lapas tuban, akan melengkapi peralatan lain yang dapat mempercepat produksi.
Perikat tusuk berisi 100 tusuk sate ini, hanya dijual dengan harga lima ribu rupiah saja.