BOJONEGORO - Berbagai macam layang-layang dengan aneka bentuk dan ukuran, mengikuti perlombaan layang-layang antar desa yang berlangsung di area taman pinggir nggawan desa pilanggede, kecamatan balen, kabupaten bojonegoro, minggu sore kemarin. Meski diwarnai sejumlah layang-layang yang gagal terbang. Namun, event tahunan dalam rangka gebyar seni musim panas ini, tetap berlangsung seru dan meriah.
Festival layang-layang dalam rangka gebyar seni musim panas, berlangsung di lapangan taman pinggir nggawan desa pilanggede, kecamatan balen, kabupaten bojonegoro, sore kemarin.
Lomba yang rutin digelar setahun sekali ini, diikuti sekitar 43 peserta yang datang dari berbagai desa di wilayah kecamatan balen, kanor, boerno, sumberrejo, dan kapas.
Berbagai macam layang-layang dua dimensi dengan aneka bentuk dan ukuran, mereka tampilkan untuk menjadi yang terbaik dalam festival ini. Mulai dari bentuk capung, burung hantu, ikan raksasa, wayang, kupu-kupu, hingga layang-layang berbentuk naga raja sepanjang tiga puluh meter.
Namun sayang, karena terkendala faktor alam. Sejumlah layang-layang dengan ukuran raksasa tersebut, gagal terbang karena kurang kencangnya hembusan angin. Bahkan tak jarang, beberapa layang-layang yang sudah mengudara, kembali turun dan jatuh ke tanah.
Meski demikian jalannya perlombaan, tetap berlangsung meriah. Ribuan warga memadati sekitar lapangan untuk menyaksikan keahlian peserta, dalam menerbangkan layang-layang.
Terdapat empat kategori penilaian dalam perlombaan ini, meliputi keunikan, daya terbang, estetika, serta pesan moral.
Pemenang dalam perlombaan ini, nantinya tak hanya mendapatkan piala. Melainkan juga mendapatkan dooprize serta uang pembinaan. Selain dalam rangka memeriahkan gebyar seni musim panas desa pilanggede. Lomba layang-layang antar desa yang digelar setahun sekali ini, juga bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, menjalin persaudaraan, sekaligus mengkampanyekan pelestarian alam dan lingkungan sekitar.
Diharapkan festival layang-layang ini, mampu menjadi daya tarik wisata desa, sekaligus menjadi event tahunan warga, terbesar se-kabupaten bojonegoro.
Festival layang-layang dalam rangka gebyar seni musim panas, berlangsung di lapangan taman pinggir nggawan desa pilanggede, kecamatan balen, kabupaten bojonegoro, sore kemarin.
Lomba yang rutin digelar setahun sekali ini, diikuti sekitar 43 peserta yang datang dari berbagai desa di wilayah kecamatan balen, kanor, boerno, sumberrejo, dan kapas.
Berbagai macam layang-layang dua dimensi dengan aneka bentuk dan ukuran, mereka tampilkan untuk menjadi yang terbaik dalam festival ini. Mulai dari bentuk capung, burung hantu, ikan raksasa, wayang, kupu-kupu, hingga layang-layang berbentuk naga raja sepanjang tiga puluh meter.
Namun sayang, karena terkendala faktor alam. Sejumlah layang-layang dengan ukuran raksasa tersebut, gagal terbang karena kurang kencangnya hembusan angin. Bahkan tak jarang, beberapa layang-layang yang sudah mengudara, kembali turun dan jatuh ke tanah.
Meski demikian jalannya perlombaan, tetap berlangsung meriah. Ribuan warga memadati sekitar lapangan untuk menyaksikan keahlian peserta, dalam menerbangkan layang-layang.
Terdapat empat kategori penilaian dalam perlombaan ini, meliputi keunikan, daya terbang, estetika, serta pesan moral.
Pemenang dalam perlombaan ini, nantinya tak hanya mendapatkan piala. Melainkan juga mendapatkan dooprize serta uang pembinaan. Selain dalam rangka memeriahkan gebyar seni musim panas desa pilanggede. Lomba layang-layang antar desa yang digelar setahun sekali ini, juga bertujuan untuk melestarikan budaya lokal, menjalin persaudaraan, sekaligus mengkampanyekan pelestarian alam dan lingkungan sekitar.
Diharapkan festival layang-layang ini, mampu menjadi daya tarik wisata desa, sekaligus menjadi event tahunan warga, terbesar se-kabupaten bojonegoro.