JOMBANG - Batang pohon pisang yang sudah berbuah, merupakan barang yang tidak memiliki nilai bagi umumnya masyarakat. Namun, di tangan pasangan suami istri warga jombang, batang pohon pisang ini dijadikan aneka kerajinan yang memiliki nilai seni dan berharga tinggi. Bahkan, kerajinan ini kini sudah di pasarkan ke sejumlah kota di indonesia.
Inilah sejumlah kerajinan hasil karya suryanto dan istrinya, warga desa tapen kecamatan kudu, jombang. Aneka kerajinan ini memiliki warna khas pohon pisang dengan berbagai aksesoris. Seperti songkok, kotak tisue hingga sejumlah kerajinan lainnya.
Proses pembuatan kerajinan ini cukup sederhana namun memerlukan ketekunan dan keahlian. Pemilihan kulit pohon pisang yang bagus. Kulit yang merupakan lapisan pohon pisang ini kemudian diambil lapisan terluar dan dicuci.
Dalam kondisi lembek, kulit pohon pisang dibuat sesuai keinginan perajin, misalnya songkok. Agar kuat, kerangka songkok diberi anyaman plastik yang biasanya dibuat tas. Kulit pohon pisang dilapiskan pada dua sisi, sehingga menjadi kerajinan yang memiliki warna khas pohon pisang.
Suryanto sang pengrajin mengatakan awalnya hanya coba coba karena melihat limbah pohon pisang. Kemudian dirinya bersama sang istri membuat pakaian dan aksesorisnya dari pelepah pisang. Ternyata hasilnya bagus. Kulit pohon pisang yang hanya sebagai sampah, kini telah berubah menjadi songkok, topi, kotak tisue, kaligrafi, tas serta kostum fashion show.
Untuk pemasaran kerajinan ini tidak sulit. Selain penjualan melalui online, jugaoffline. Bahkan sejumlah pembeli datang langsung untuk memesan sesuai dengan yang diinginkan. Keslulitan yang kini dihadapi perajin, mencari tenaga kerja untuk membesarkan usaha rumahan ini. Dari usahanya ini perajin mendapat penghasilan dengan omzet berkisar 20 juta rupah perbulan. Untuk harga barang produksinya ini termurah 25 higga ratusan ribu rupiah.
Inilah sejumlah kerajinan hasil karya suryanto dan istrinya, warga desa tapen kecamatan kudu, jombang. Aneka kerajinan ini memiliki warna khas pohon pisang dengan berbagai aksesoris. Seperti songkok, kotak tisue hingga sejumlah kerajinan lainnya.
Proses pembuatan kerajinan ini cukup sederhana namun memerlukan ketekunan dan keahlian. Pemilihan kulit pohon pisang yang bagus. Kulit yang merupakan lapisan pohon pisang ini kemudian diambil lapisan terluar dan dicuci.
Dalam kondisi lembek, kulit pohon pisang dibuat sesuai keinginan perajin, misalnya songkok. Agar kuat, kerangka songkok diberi anyaman plastik yang biasanya dibuat tas. Kulit pohon pisang dilapiskan pada dua sisi, sehingga menjadi kerajinan yang memiliki warna khas pohon pisang.
Suryanto sang pengrajin mengatakan awalnya hanya coba coba karena melihat limbah pohon pisang. Kemudian dirinya bersama sang istri membuat pakaian dan aksesorisnya dari pelepah pisang. Ternyata hasilnya bagus. Kulit pohon pisang yang hanya sebagai sampah, kini telah berubah menjadi songkok, topi, kotak tisue, kaligrafi, tas serta kostum fashion show.
Untuk pemasaran kerajinan ini tidak sulit. Selain penjualan melalui online, jugaoffline. Bahkan sejumlah pembeli datang langsung untuk memesan sesuai dengan yang diinginkan. Keslulitan yang kini dihadapi perajin, mencari tenaga kerja untuk membesarkan usaha rumahan ini. Dari usahanya ini perajin mendapat penghasilan dengan omzet berkisar 20 juta rupah perbulan. Untuk harga barang produksinya ini termurah 25 higga ratusan ribu rupiah.