TUBAN - Krisis air bersih, melanda pemukiman penduduk di kawasan perbukitan kapur kabupaten tuban. Musim kemarau menyebabkan sumur-sumur milik warga tidak menghasilkan air. Akibatnya, warga mengalami krisis air bersih. Keringnya sumur dan saluran pam membuat ribuan warga bergantung pada bantuan air bersih dari pemerintah.
Warga desa sambongrejo, kecamatan semanding, kabupaten tuban, langsung berduyun-duyun menyerbu tangki berisi air bersih bantuan pemerintah daerah setempat. Berbekal jurigen kosong, ember, serta drum, mereka rela mengantri demi mendapat jatah air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bantuan air bersih seperti ini, memang sangat diharapkan warga. Sebab, sudah empat bulan ini, sumur dan saluran perusahaan air munum atau pam yang terhubung ke rumah-rumah tidak lagi mengeluarkan air. Akibatnya, warga kesulitan mendapat air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan minum, memasak dan mandi, warga terpaksa harus membeli air dari luar atau mengambil air dari sumur di desa tetangga. Saat menghadapi bencana kekeringan ini, warga mengeluarkan banyak uang untuk sekedar memenuhi kebutuhan air bersih.
Sementara itu, edi sukirno, kepela bidang kedaruratan dan logistik BPBD tuban, mengatakan. Krisis air bersih di kecamatan semanding, tuban, saat ini melanda sedikitnya lima desa. Namun, tidak menutup kemungkinan dampak bencana kekeringan ini, akan meluas ke desa dan kecamatan lain.
Lima desa di kecamayan semanding, tuban, yang mengalami krisis air bersih di antaranya, desa semanding, desa sambongrejo, desa bektiharjo, desa perunggahan kulon, serta desa jadi. Untuk meringankan beban warga, BPBD tuban, memaksimalkan armada truk tangki yang dimiliki untuk mendistribusikan air bersih gratis kepada warga terdampak.
Bencana kekeringan diprediksi masih akan terjadi hingga bulan november mendatang, dan berakhir bersamaan dengan datangnya musim penghujan.
Warga desa sambongrejo, kecamatan semanding, kabupaten tuban, langsung berduyun-duyun menyerbu tangki berisi air bersih bantuan pemerintah daerah setempat. Berbekal jurigen kosong, ember, serta drum, mereka rela mengantri demi mendapat jatah air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bantuan air bersih seperti ini, memang sangat diharapkan warga. Sebab, sudah empat bulan ini, sumur dan saluran perusahaan air munum atau pam yang terhubung ke rumah-rumah tidak lagi mengeluarkan air. Akibatnya, warga kesulitan mendapat air bersih.
Untuk memenuhi kebutuhan minum, memasak dan mandi, warga terpaksa harus membeli air dari luar atau mengambil air dari sumur di desa tetangga. Saat menghadapi bencana kekeringan ini, warga mengeluarkan banyak uang untuk sekedar memenuhi kebutuhan air bersih.
Sementara itu, edi sukirno, kepela bidang kedaruratan dan logistik BPBD tuban, mengatakan. Krisis air bersih di kecamatan semanding, tuban, saat ini melanda sedikitnya lima desa. Namun, tidak menutup kemungkinan dampak bencana kekeringan ini, akan meluas ke desa dan kecamatan lain.
Lima desa di kecamayan semanding, tuban, yang mengalami krisis air bersih di antaranya, desa semanding, desa sambongrejo, desa bektiharjo, desa perunggahan kulon, serta desa jadi. Untuk meringankan beban warga, BPBD tuban, memaksimalkan armada truk tangki yang dimiliki untuk mendistribusikan air bersih gratis kepada warga terdampak.
Bencana kekeringan diprediksi masih akan terjadi hingga bulan november mendatang, dan berakhir bersamaan dengan datangnya musim penghujan.