BOJONEGORO - Di kabupaten bojonegoro, jawa timur, jajajan tradisional ini mampu bersaing dengan jajanan modern. Rasanya yang pedas dan khas, membuat jajanan ini masih banyak diminati.
Sejak tahun 1998 silam, produksi jajajan tradisional mie lidi, diproduksi di desa sumuragung, kecamatan bourno, kabupaten bojonegoro. Jajanan tradisional ini, hingga kini masih bertahan, meskipun banyaknya jajanan modern yang menyebar di pasaran.
Adalah ibu suliah, salah satu pengusaha mie lidi yang masih bertahan di kabupaten bojonegoro. Jajanan mie lidi yang berbahan baku tepung tapioka ini, setiap harinya mampu memproduksi lebih dari lima puluh kwintal perharinya. Jumlah tersebut, menurun drastis, sejak pandemi covid 19 ini. Padahal, sebelumnya ia mampu memproduksi lebih dari satu ton perharinya.
Mie lidi yang diproduksi dirumahnya ini, memiliki tiga varian rasa. Yakni manis pedas, manis asam jeruk, serta manis asin. Rasa – rasa mie lidi ini, berasal dari rempah – rempah dan tanpa bahan pengawet. Dalam pemasarannya, mie lidi ini mampu menembus pasar luar daerah seperti demak, probolinggo, madura, dan masih banyak daerah lainya.
Ia mengaku, dalam satu bulan penjualan mi lidi produksinya mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Namun demikian ia berharap agar pandemi covid 19 ini segera berlalu, aga usaha miliknya kembali pulih seperti sediakala.
Sejak tahun 1998 silam, produksi jajajan tradisional mie lidi, diproduksi di desa sumuragung, kecamatan bourno, kabupaten bojonegoro. Jajanan tradisional ini, hingga kini masih bertahan, meskipun banyaknya jajanan modern yang menyebar di pasaran.
Adalah ibu suliah, salah satu pengusaha mie lidi yang masih bertahan di kabupaten bojonegoro. Jajanan mie lidi yang berbahan baku tepung tapioka ini, setiap harinya mampu memproduksi lebih dari lima puluh kwintal perharinya. Jumlah tersebut, menurun drastis, sejak pandemi covid 19 ini. Padahal, sebelumnya ia mampu memproduksi lebih dari satu ton perharinya.
Mie lidi yang diproduksi dirumahnya ini, memiliki tiga varian rasa. Yakni manis pedas, manis asam jeruk, serta manis asin. Rasa – rasa mie lidi ini, berasal dari rempah – rempah dan tanpa bahan pengawet. Dalam pemasarannya, mie lidi ini mampu menembus pasar luar daerah seperti demak, probolinggo, madura, dan masih banyak daerah lainya.
Ia mengaku, dalam satu bulan penjualan mi lidi produksinya mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah. Namun demikian ia berharap agar pandemi covid 19 ini segera berlalu, aga usaha miliknya kembali pulih seperti sediakala.