JOMBANG - Seorang perajin di jombang menyulap gentong bekas yang tidak terpakai menjadi kerajinan bernilai seni tinggi. Banyaknya perabotan rumah tangga dari tanah liat yang tidak terpakai, menginspirasi perajin ini untuk memanfaatkannya. Dari goresan tangan inilah, gentong bekas tidak bernilai menjadi hasil seni yang berharga jutaan rupiah.
Desa ngusikan, kecamatan ngusikan, kabupaten jombang, merupakan salah satu sentra penghasil gerabah perabotan rumah tangga berbahan tanah liat. Banyaknya gentong yang tidak terjual karena rusak, menginspirasi kariono untuk memanfaatkannya. Gentong-gentong terbuang ini kemudian dirubah menjadi kerajinan bernilai seni.
Pria berusia 49 tahun ini, merupakan satu-satunya perajin di daerah ini yang memanfaatkan gentong rusak untuk hasil seni. Gentong yang dibuat untuk karya seni ada yang dipecah separoh atau sengaja dipecah sebagian karena di gunakan. Setelah dipecah sesuai keinginan perajin untuk menghasilkan hasil seninya yang apik.setelah berlubang perajin membuat lukisan pada bagian dalamnya.
Berbagai motif lukisan yang dibuat menggunakan semen dan cat pewarna sebagai latar belakang air yang mengucur. Sejumlah rerumputan dan pohon berbahan plastik juga menghiasi karya seni ini. Pembuatan disertai keahlian, membuahkan hasil seni yang menarik, seolah media lukisan bukan gentong bekas.
Kariono mengakui bahan lukisan gentong bekas ini semula hanya dibuang oleh perajin gerabah. Karena terbuang tanpa manfaat dirinya memoles hingga kini memiliki harga tinggi. Satu unit bisa dijual dari 500 ribu hingga jutaan rupiah. Tidak heran jika pelukis dalam gentong ini terbukti bisa meningkatkan penghasilan hingga beromzet belasan juta rupiah perbulan.
Dalam pembuatannya setiap hasil karya kariono bisa menghabiskan waktu hingga 4 hari bahkan satu minggu. Tergantung ukuran dan target lukisannya. Mengenai pemasaran, selain offline juga melalui online. Pemesan dan pembeli berasal dari berbagai daerah di indonesia. Mulai dari surabaya, pulau bali hingga dari bandung, jawa barat.
Desa ngusikan, kecamatan ngusikan, kabupaten jombang, merupakan salah satu sentra penghasil gerabah perabotan rumah tangga berbahan tanah liat. Banyaknya gentong yang tidak terjual karena rusak, menginspirasi kariono untuk memanfaatkannya. Gentong-gentong terbuang ini kemudian dirubah menjadi kerajinan bernilai seni.
Pria berusia 49 tahun ini, merupakan satu-satunya perajin di daerah ini yang memanfaatkan gentong rusak untuk hasil seni. Gentong yang dibuat untuk karya seni ada yang dipecah separoh atau sengaja dipecah sebagian karena di gunakan. Setelah dipecah sesuai keinginan perajin untuk menghasilkan hasil seninya yang apik.setelah berlubang perajin membuat lukisan pada bagian dalamnya.
Berbagai motif lukisan yang dibuat menggunakan semen dan cat pewarna sebagai latar belakang air yang mengucur. Sejumlah rerumputan dan pohon berbahan plastik juga menghiasi karya seni ini. Pembuatan disertai keahlian, membuahkan hasil seni yang menarik, seolah media lukisan bukan gentong bekas.
Kariono mengakui bahan lukisan gentong bekas ini semula hanya dibuang oleh perajin gerabah. Karena terbuang tanpa manfaat dirinya memoles hingga kini memiliki harga tinggi. Satu unit bisa dijual dari 500 ribu hingga jutaan rupiah. Tidak heran jika pelukis dalam gentong ini terbukti bisa meningkatkan penghasilan hingga beromzet belasan juta rupiah perbulan.
Dalam pembuatannya setiap hasil karya kariono bisa menghabiskan waktu hingga 4 hari bahkan satu minggu. Tergantung ukuran dan target lukisannya. Mengenai pemasaran, selain offline juga melalui online. Pemesan dan pembeli berasal dari berbagai daerah di indonesia. Mulai dari surabaya, pulau bali hingga dari bandung, jawa barat.