JOMBANG - Akibat sering mengamuk, seorang pemuda lajang di jombang, hidup dalam pasungan. Pemuda berusia 32 ini, mengalami gangguan jiwa selama belasan tahun. Karena sering menggangu dan keluyuran keluarga memilih memasungnnya.
Di rumah sederhana di dusun paritan, desa sudimoro, kecamatan megaluh, kabupaten jombang inilah, suyadi , hidup dalam pasungan. Berada di dalam kamar sudut rumah orang tuanya. Kakinya di ikat dengan tampar di tempat tidur,begitu juga dengan salah satu tangannya terikat rantai besi.
Ikatan di kaki dan tangan pria bujang ini membuat hidupnya harus dihabiskan di dalam kamar berukuran kecil sekitar 3 kali meter tersebut. Untuk kebutuhan makan dan minum serta buang air dlakukan di dalam kamar tersebut.
Asiah orangtua suyadi menceritakan. Secara fisik kondisi suyadi tampak sehat, tenaganya masih cukup kuat. Jika tidak dipasung, tetangganya akan terganggu dan kesulitan menangkapnya saat mengamuk. Sebelumnya suyadi sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit jiwa, diantaranya RSJ menur surabaya. Namun akhirnya pihak rumah sakit mengembalikan suyadi ke orang tuanya dengan alasan pihak keluarga tidak pernah membezuknya.
Subari perangkat desa mengatakan pemerintah desa setempat telah berkali-kali membujuk keluarga suyadi agar mengijinkan suyadi dibawa ke rumah sakit lagi sakit lagi dengan bantuan pemerintah desa. Namun tawaran tersebut tidak disetujui keluarga, keluarga memilih memasungnya karena tanpa biaya.
Kini yang bisa dilakukan pemerintah desa bekerjasama dengan puskesmas setempat untuk mengupayakan kesehatan suyadi meski dalam pasungan. Petugas dari puskesmas rutin memeriksa suyadi dan memberikan pengobatan.
Di rumah sederhana di dusun paritan, desa sudimoro, kecamatan megaluh, kabupaten jombang inilah, suyadi , hidup dalam pasungan. Berada di dalam kamar sudut rumah orang tuanya. Kakinya di ikat dengan tampar di tempat tidur,begitu juga dengan salah satu tangannya terikat rantai besi.
Ikatan di kaki dan tangan pria bujang ini membuat hidupnya harus dihabiskan di dalam kamar berukuran kecil sekitar 3 kali meter tersebut. Untuk kebutuhan makan dan minum serta buang air dlakukan di dalam kamar tersebut.
Asiah orangtua suyadi menceritakan. Secara fisik kondisi suyadi tampak sehat, tenaganya masih cukup kuat. Jika tidak dipasung, tetangganya akan terganggu dan kesulitan menangkapnya saat mengamuk. Sebelumnya suyadi sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit jiwa, diantaranya RSJ menur surabaya. Namun akhirnya pihak rumah sakit mengembalikan suyadi ke orang tuanya dengan alasan pihak keluarga tidak pernah membezuknya.
Subari perangkat desa mengatakan pemerintah desa setempat telah berkali-kali membujuk keluarga suyadi agar mengijinkan suyadi dibawa ke rumah sakit lagi sakit lagi dengan bantuan pemerintah desa. Namun tawaran tersebut tidak disetujui keluarga, keluarga memilih memasungnya karena tanpa biaya.
Kini yang bisa dilakukan pemerintah desa bekerjasama dengan puskesmas setempat untuk mengupayakan kesehatan suyadi meski dalam pasungan. Petugas dari puskesmas rutin memeriksa suyadi dan memberikan pengobatan.