LAMONGAN - Memainkan permainan tradisonal, biasanya identik dengan peringatan hari kemerdekaan republik indonesia, tepatnya di bulan agustus. Tetapi bagi warga desa kembangbahu, kecamatan kembangbahu, lamongan. Permainan panjat pinang dan balap lari tampah mereka gelar saat bulan september. Namun, tujuannya tetap sama, yakni, untuk memupuk rasa nasionaloisme serta persatuan bangsa.
Beginilah lomba tradisional yang digelar warga di dusun kembangbahu, desa kembangbahu, kcamatan kembangbahu, lamongan. Ibu ibu dengan mengenakan kebaya, harus balapan lari, adu cepat mencapai garis finish.
Namun, lomba balap lari kali ini, peserta harus menyunggih tampah, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pesertanya. Meski terkesan berlari, peserta sangat berhati hati supaya tampah tidak jatuh.
Selain balap lari tampah. Warga juga menggelar panjat pinang, lomba dan permainan yang biasanya lazim digelar pada saat peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kali ini, panjat pinang diikuti oleh anak anak, semuanya tanpa mengenakan baju, agar dapat memanjat pinang hingga sampai puncak tertingginya.
Namun tidak semudah yang dibayangkan, peserta anak anak ini harus bersusah payah demi bisa mendapatkan gantungan hadiah yang dipajang diatas ketinggian enam meter. Berkali kali mencoba akhirnya mereka bisa mencapai puncak dan bisa mendapatkan hadiah yang cukup menarik diatas pohon pinang.
Uniknya lagi, panjat pinang ditempat ini juga diikuti oleh peserta perempuan , mereka terdiri dari anak berusia belasan tahun ini ikut berpasrtispasi meramaikan lomba tradisonal yang mulah sedikit punah tersebut.
Tida beda dengan peserta anak anak laki laki, peserta perempuan ini juga mengalami kesulitan untuk memanjat, karena tidak terbiasa memanjat, sehingga berkali kali mencoba mereka terjatuh dari ketinggian.
Bagi panitia, lomba ini sebenarnya untuk memupuk rasa semangat nasionalisme warga, dan kecintaannya pada negara republik indonesia . Meski telat, namun lomba tradisonal ini juga sebagai peringatan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75.
Meski berkali kali gagal, bagi peserta panjat pinang perempuan ini bukan halangan untuk menyerah, karena terbakar semangat nasionalisme yang tinggi, peserta perempuan mencoba, meski tenaga semakin terkuras.
Beginilah lomba tradisional yang digelar warga di dusun kembangbahu, desa kembangbahu, kcamatan kembangbahu, lamongan. Ibu ibu dengan mengenakan kebaya, harus balapan lari, adu cepat mencapai garis finish.
Namun, lomba balap lari kali ini, peserta harus menyunggih tampah, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pesertanya. Meski terkesan berlari, peserta sangat berhati hati supaya tampah tidak jatuh.
Selain balap lari tampah. Warga juga menggelar panjat pinang, lomba dan permainan yang biasanya lazim digelar pada saat peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kali ini, panjat pinang diikuti oleh anak anak, semuanya tanpa mengenakan baju, agar dapat memanjat pinang hingga sampai puncak tertingginya.
Namun tidak semudah yang dibayangkan, peserta anak anak ini harus bersusah payah demi bisa mendapatkan gantungan hadiah yang dipajang diatas ketinggian enam meter. Berkali kali mencoba akhirnya mereka bisa mencapai puncak dan bisa mendapatkan hadiah yang cukup menarik diatas pohon pinang.
Uniknya lagi, panjat pinang ditempat ini juga diikuti oleh peserta perempuan , mereka terdiri dari anak berusia belasan tahun ini ikut berpasrtispasi meramaikan lomba tradisonal yang mulah sedikit punah tersebut.
Tida beda dengan peserta anak anak laki laki, peserta perempuan ini juga mengalami kesulitan untuk memanjat, karena tidak terbiasa memanjat, sehingga berkali kali mencoba mereka terjatuh dari ketinggian.
Bagi panitia, lomba ini sebenarnya untuk memupuk rasa semangat nasionalisme warga, dan kecintaannya pada negara republik indonesia . Meski telat, namun lomba tradisonal ini juga sebagai peringatan terhadap kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75.
Meski berkali kali gagal, bagi peserta panjat pinang perempuan ini bukan halangan untuk menyerah, karena terbakar semangat nasionalisme yang tinggi, peserta perempuan mencoba, meski tenaga semakin terkuras.