TUBAN - Enam pekan berlalu, Tempat Ibadah Tri Dharma atau TITD kwan sing bio kabupaten tuban, masih disegel oleh oknum pengurus. Konflik berkepanjangan menyebabkan umat tidak dapat akses masuk untuk menjalankan ibadah. Akibatnya, umat terpaksa menggelar sembahyang bersama di trotoar jalan.
Pemandangan tak lazim terlihat di trotoar jalan re martadinata kabupaten tuban, selasa siang. Fasilitas umum untuk pejalan kaki ini berubah menjadi altar sembahyang jamaah tempat ibadah tri dharma kwan sing bio tuban. Kondisi ini sudah berlangsung selama enam pekan, sejak gerbang masuk TITD disegel oknum pengurus.
Meski demikian, umat tetap melaksanakan ritual sembahyang dengan khusyuk dan tertib. Selain berdoa untuk kepentingan pribadi, mereka juga memohon agar konflik pengurus dalam di TITD kwan sing bio tuban cepat selesai. Sehingga umat dapat menjalankan ibadah seperti sebelumnya.
Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan jamaah untuk menyelesaikan konflik internal. Salahsatunya mengirim surat kepada dirjen bimas buddha kementrian agama republik indonesia, agar turun tangan. Namun, hingga kini belum ada penyelesaian.
Menurut penilik demisioner TITD kwan sing bio tuban, alim sugiantoro. Dirinya bersama jamaah klenteng setempat terpaksa sembahyang di luar untuk menghormati yang mulia kong co. Dan meminta kepada tuhan dan kong co agar konflik yang terhadi di klenteng setempat selesai dengan baik dan umat bisa masuk lagi untuk sembahyang.
Penyegelan TITD kwan sing bio tuban, sudah berlangsung sejak 28 juni 2020 lalu, yang dipicu konflik internal antar pengurus. Umat berharap konflik dapat segera berakhir. Siapapun yang menang dan berhak menjadi pengurus sah akan diterima dengan baik, agar umat dapat menjalankan ibadah dengan tenang.
Pemandangan tak lazim terlihat di trotoar jalan re martadinata kabupaten tuban, selasa siang. Fasilitas umum untuk pejalan kaki ini berubah menjadi altar sembahyang jamaah tempat ibadah tri dharma kwan sing bio tuban. Kondisi ini sudah berlangsung selama enam pekan, sejak gerbang masuk TITD disegel oknum pengurus.
Meski demikian, umat tetap melaksanakan ritual sembahyang dengan khusyuk dan tertib. Selain berdoa untuk kepentingan pribadi, mereka juga memohon agar konflik pengurus dalam di TITD kwan sing bio tuban cepat selesai. Sehingga umat dapat menjalankan ibadah seperti sebelumnya.
Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan jamaah untuk menyelesaikan konflik internal. Salahsatunya mengirim surat kepada dirjen bimas buddha kementrian agama republik indonesia, agar turun tangan. Namun, hingga kini belum ada penyelesaian.
Menurut penilik demisioner TITD kwan sing bio tuban, alim sugiantoro. Dirinya bersama jamaah klenteng setempat terpaksa sembahyang di luar untuk menghormati yang mulia kong co. Dan meminta kepada tuhan dan kong co agar konflik yang terhadi di klenteng setempat selesai dengan baik dan umat bisa masuk lagi untuk sembahyang.
Penyegelan TITD kwan sing bio tuban, sudah berlangsung sejak 28 juni 2020 lalu, yang dipicu konflik internal antar pengurus. Umat berharap konflik dapat segera berakhir. Siapapun yang menang dan berhak menjadi pengurus sah akan diterima dengan baik, agar umat dapat menjalankan ibadah dengan tenang.