Reporter: Achmad Syarwani |
NGANJUK - Petani cabe di nganjuk, mengaku merugi atas penjualan hasil tanaman cabenya pada musim kemarau ini. Saat ini, kwalitas cabe buruk sehingga harga jual anjlok dikisaran 8 hingga 9 ribu rupiah perkilogramnya. Padahal, sebelumnya harga jual cabe bisa menembus harga 10 ribu rupiah.
Turunnya harga cabe itu terjadi di desa sugihwaras, kecamatan ngeluyu, kabupaten nganjuk. Para petani di desa setempat mengaku hanya bisa menjual hasil tanaman cabe dikisaran harga 8 hingga 9 ribu rupiah perkilogramnya.
kondisi tersebut salah satunya dirasakan oleh muryati, petani asal desa sugihwaras. Hasil panen cabe miliknya langsung ia jual ke pengepul yang ada di desanya dengan harga 9 ribu rupiah . Dari harga itu, ia mengaku merugi karena tak sebanding dengan biaya produksinya.
Anjloknya harga cabe ini akibat banyaknya hasil tanaman cabe yang rusak dan mengering akibat kekurangan air, sehingga penjualannyapun menurun. Jika dalam kondisi air normal, ia mampu menghasilkan cabe dengan kwakitas baik dengan harga jual 10 ribu rupiah lebih perkilogramnya.
Sementara agus saputra pengepul cabe di desa sugihwaras mengaku, anjloknya harah cabe ini terjadi sekitar 1 bulanan pada puncak petani kekurangan air untuk irigasi.
meski begitu, jumlah petani yang menanam cabe masih normal dan tidak mengurangi stok penjualan cabe. Selain itu, pandemi covid juga dinilai tak mempengaruhi penjualan cabe.
Petani berharap, pemerintah bisa membagunkan sumur untuk irigasi sawah guna antisipasi adanya kekeringan, seperti pada musim ini.
Turunnya harga cabe itu terjadi di desa sugihwaras, kecamatan ngeluyu, kabupaten nganjuk. Para petani di desa setempat mengaku hanya bisa menjual hasil tanaman cabe dikisaran harga 8 hingga 9 ribu rupiah perkilogramnya.
kondisi tersebut salah satunya dirasakan oleh muryati, petani asal desa sugihwaras. Hasil panen cabe miliknya langsung ia jual ke pengepul yang ada di desanya dengan harga 9 ribu rupiah . Dari harga itu, ia mengaku merugi karena tak sebanding dengan biaya produksinya.
Anjloknya harga cabe ini akibat banyaknya hasil tanaman cabe yang rusak dan mengering akibat kekurangan air, sehingga penjualannyapun menurun. Jika dalam kondisi air normal, ia mampu menghasilkan cabe dengan kwakitas baik dengan harga jual 10 ribu rupiah lebih perkilogramnya.
Sementara agus saputra pengepul cabe di desa sugihwaras mengaku, anjloknya harah cabe ini terjadi sekitar 1 bulanan pada puncak petani kekurangan air untuk irigasi.
meski begitu, jumlah petani yang menanam cabe masih normal dan tidak mengurangi stok penjualan cabe. Selain itu, pandemi covid juga dinilai tak mempengaruhi penjualan cabe.
Petani berharap, pemerintah bisa membagunkan sumur untuk irigasi sawah guna antisipasi adanya kekeringan, seperti pada musim ini.