TUBAN - Umat konghucu tempat ibadah tri dharma, klenteng kwan sing bio, yang ada di jalan r.e martadinata kabupaten tuban, melakukan sembahyang zhongqiu atau kue bulan, pada kamis malam. Sembahyang dalam rangka memperingati musim gugur atau rontok ini, dilakukan sesuai penanggalan cina tanggal 15 bulan 8 tahun 2571.
Meski dilakukan di luar klenteng, karena tempat ibadah dalam sengketa hukum. Namun, umat yang melakukan sembahyang , terlihat khusuk dan hikmat.
Dalam tradisi sembahyang, umat konghucu ini memanjatkan doa agar permasalahan di klenteng setempat bisa segera berakhir dengan baik. Selain itu, umat konghucu juga berharap, wabah covid-19 yang melanda dunia, segera berakhir.
Sekitar 25 yang mengikuti ritual ini, tampak khusyuk saat melakukan sembahyang, sesekali mereka menghadap rembulan yang berada di atas laut.
Ketua penilik demisioner TITD kwan sing bio tuban, alim sugiantoro mengatakan. Kue bulan dibuat seiring berkembangnya peradaban manusia merupakan simbol dari kreasi manusia sebagai hasil olah pikir dan olah rasa. Sementara sembahyang ini dilakukan sesuai dengan tuntunan kitab suci mereka.
Adanya sembahyang ini, membuktikan bahwa klenteng kwan sing bio merupakan milik umat tri dharma, bukan agama tertentu saja. Pasalnya, tempat ibadah tridharma digunakan sembahyang oleh tiga agama, yakni konghucu, budha dan tao.
Sekedar diketahui, dalam persembahyangan zhongqiu disajikan kue bulan. Usai sembahyang, kue bulan dinikmati bersama sambil berharap dewi bulan muncul memancarkan pesonanya. Sehingga umat tetap bersyukur dan tetap berpengharapa, serta tak membiarkan jiwanya dipenuhi kegelapan di tengah hingar bingar dunia.
Meski dilakukan di luar klenteng, karena tempat ibadah dalam sengketa hukum. Namun, umat yang melakukan sembahyang , terlihat khusuk dan hikmat.
Dalam tradisi sembahyang, umat konghucu ini memanjatkan doa agar permasalahan di klenteng setempat bisa segera berakhir dengan baik. Selain itu, umat konghucu juga berharap, wabah covid-19 yang melanda dunia, segera berakhir.
Sekitar 25 yang mengikuti ritual ini, tampak khusyuk saat melakukan sembahyang, sesekali mereka menghadap rembulan yang berada di atas laut.
Ketua penilik demisioner TITD kwan sing bio tuban, alim sugiantoro mengatakan. Kue bulan dibuat seiring berkembangnya peradaban manusia merupakan simbol dari kreasi manusia sebagai hasil olah pikir dan olah rasa. Sementara sembahyang ini dilakukan sesuai dengan tuntunan kitab suci mereka.
Adanya sembahyang ini, membuktikan bahwa klenteng kwan sing bio merupakan milik umat tri dharma, bukan agama tertentu saja. Pasalnya, tempat ibadah tridharma digunakan sembahyang oleh tiga agama, yakni konghucu, budha dan tao.
Sekedar diketahui, dalam persembahyangan zhongqiu disajikan kue bulan. Usai sembahyang, kue bulan dinikmati bersama sambil berharap dewi bulan muncul memancarkan pesonanya. Sehingga umat tetap bersyukur dan tetap berpengharapa, serta tak membiarkan jiwanya dipenuhi kegelapan di tengah hingar bingar dunia.