Reporter: Saiful Mualimin |
JOMBANG - Sejak masuk musim kemarau, sejumlah waduk penampungan air untuk pertanian di jombang mengering. Salah satunya waduk mangunan di kecamatan kabuh. Sejak memasuki musim kemarau, air waduk tersebut terus menyusut. Bahkan, saat ini tidak bisa digunakan. Akibatnya, 40 hektare sawah terancam gagal panen.
Waduk seluas satu setengah hektare di desa mangunan kecamatan kabuh, jombang ini telah mulai mengering. Waduk mengering secara berangsur sejak awal bulan agustus. Akibatnya tanah di dasar waduk yang memiliki kedalaman tiga meter ini retak-retak karena kepanasan.
Meski kering waduk masih menyisakan air pada cekungan waduk yang kedalamannya melebihi dasar waduk yang lain. Namun air yang sedikit tidak bisa digunakan untuk pengairan pertanian. Warga setempat hanya bisa menggunakannnya untuk minum ternak mereka.
Kusno kepala desa mangunan mengatakan. Saat normal, waduk biasa digunakan untuk mengairi sekitar 40 hektare sawah. Namun, saat ini, air sama sekali tidak bisa mengalir karena kering. Dampaknya, puluhan hektare lahan pertanian terancam gagal panen.
Air waduk ini menjadi andalan ratusan petani di daerah hilir. Sebab, saat memasuki musim penghujan, waduk dalam kondisi penuh air dari sejumlah sungai kecil yang mengalir ke dalam waduk.
Petani berharap, pemerintah segera membangun sumur bawah tanah, agar pada saat kemarau bisa digunakan petani. Selama musim kemarau petani harus menanggung biaya lebih besar kalau ingin tanamannya tidak ingin mati mengering.
Waduk seluas satu setengah hektare di desa mangunan kecamatan kabuh, jombang ini telah mulai mengering. Waduk mengering secara berangsur sejak awal bulan agustus. Akibatnya tanah di dasar waduk yang memiliki kedalaman tiga meter ini retak-retak karena kepanasan.
Meski kering waduk masih menyisakan air pada cekungan waduk yang kedalamannya melebihi dasar waduk yang lain. Namun air yang sedikit tidak bisa digunakan untuk pengairan pertanian. Warga setempat hanya bisa menggunakannnya untuk minum ternak mereka.
Kusno kepala desa mangunan mengatakan. Saat normal, waduk biasa digunakan untuk mengairi sekitar 40 hektare sawah. Namun, saat ini, air sama sekali tidak bisa mengalir karena kering. Dampaknya, puluhan hektare lahan pertanian terancam gagal panen.
Air waduk ini menjadi andalan ratusan petani di daerah hilir. Sebab, saat memasuki musim penghujan, waduk dalam kondisi penuh air dari sejumlah sungai kecil yang mengalir ke dalam waduk.
Petani berharap, pemerintah segera membangun sumur bawah tanah, agar pada saat kemarau bisa digunakan petani. Selama musim kemarau petani harus menanggung biaya lebih besar kalau ingin tanamannya tidak ingin mati mengering.