Reporter: M. Ramzi |
MAGETAN - Cuaca yang tidak menentu, di awal musim hujan, berdampak buruk bagi petani bawang merah di kabupaten magetan. Seperti yang dirasakan petani bawang merah di desa sidomukti kecamatan plaosan magetan, yang mengeluhkan tanamannya rusak.
Kondisi tanaman, atau daun bawang menguning, dan mengering. Hal ini berpengaruh pada kualitas bawang merah. Selain ukurannya menjadi kecil, hasil panennya juga berkurang, karena tidak bisa maksimal. Hasil panen menyusut 40 hingga 50 persen dari yang seharusnya.
Salah satu petani bawang merah desa sidomukti, kasno, menjelaskan, rusaknya tanaman bawang, dipengaruhi cuaca yang tidak menentu. Kadang hujan selama lima hari berturut-turut, setelah itu, cuaca panas dalam waktu yang cukup lama.
Desa sidomukti merupakan salah satu sentra tanaman bawang merah di magetan, selain desa-desa lainnya di kecamatan plaosan. Ada belasan hektar tanaman bawang merah, yang mengalami hal yang sama.
Disamping kondisi tanaman yang rusak, harga bawang merah dari tangan petani juga menurun. Kalau biasanya 25 ribu, saat ini hanya 20 per kilogram.
Kondisi tanaman, atau daun bawang menguning, dan mengering. Hal ini berpengaruh pada kualitas bawang merah. Selain ukurannya menjadi kecil, hasil panennya juga berkurang, karena tidak bisa maksimal. Hasil panen menyusut 40 hingga 50 persen dari yang seharusnya.
Salah satu petani bawang merah desa sidomukti, kasno, menjelaskan, rusaknya tanaman bawang, dipengaruhi cuaca yang tidak menentu. Kadang hujan selama lima hari berturut-turut, setelah itu, cuaca panas dalam waktu yang cukup lama.
Desa sidomukti merupakan salah satu sentra tanaman bawang merah di magetan, selain desa-desa lainnya di kecamatan plaosan. Ada belasan hektar tanaman bawang merah, yang mengalami hal yang sama.
Disamping kondisi tanaman yang rusak, harga bawang merah dari tangan petani juga menurun. Kalau biasanya 25 ribu, saat ini hanya 20 per kilogram.