Reporter: Achmad Syarwani |
NGANJUK - Harga semangka yang anjlok pada musim panen kali ini, dikeluhkan oleh para petani semangka di kabupaten nganjuk. Jika biasanya dalam 1 hektar atau sebanyak 21 ton buah, bisa terjual sebesar 30 juta. Namun, kali ini hanya mampu terjual sebesar 7 juta saja. Pemicu anloknya harga akibat covid 19 dan musim hujan yang membuat minat pembeli menurun.
Keluhan itu dirasakan oeh petani semangka di desa ngepung, kecamatan patianrowo, kabupaten nganjuk. Sejumlah petani yang melakukan panen buah semangka mengeluh atas harga semangka yang anjlok.
Padahal, hasil panen buah semangka kali ini dengan hasil yang sangat bagus. Pada tahun sebelumnya, dalam satu hektar lahan buah semangka petani bisa menjual sebesar 30 juta perhektar, untuk hasil buah sebanyak 21 ton. Namun, kali ini untuk 21 ton buah semangka hanya mempu terjual sebesar 7 juta saja. Sehingga petani merugi hingga 23 juta perhektarnya.
Pemicu dari anloknya harga diakibatkan karena buah yang dibeli tidak bisa menembus pangsa pasar di jakarta, akibat covid 19, dan banyak toko toko buah yang tutup. Disamping itu, diakibatkan karena musim penghujan, sehingga minat masyarakat untuk mengkonsumsi buah buahan juga menurun.
sementara menurut suroso ketua kelompok tani margo rukun desa ngepung nganjuk, ia juga mengaku prihatin atas anjloknya harga buah semangka yang mengakibatkan kerugian sangat besar bagi petani.
Ia meminta kepada pemerintah agar membuka jalur transportasi khusus buah agar bisa masuk ke jakarta dan pasar induk. Sebab, ini menjadi alasan turunnya harga.
Ia juga meminta agar pemerintah tidak salah sasaran dalam memberikan bantuan dapak covid terhadap petani. Sebab, sejumlah petani yang masuk pada kelompok tani margo rukun yang tergolong tak mampu dan terdampak gagal panen tidak dapat bantuan, tapi petani yang sukses malah dapat bantuan.
ia berencana akan menghentikan kepada sejumlah petani yang sukses yang dpat bantuan dampak covid, dan dialhkan kepada petani yang gagal panen dan tiak mampu.
Keluhan itu dirasakan oeh petani semangka di desa ngepung, kecamatan patianrowo, kabupaten nganjuk. Sejumlah petani yang melakukan panen buah semangka mengeluh atas harga semangka yang anjlok.
Padahal, hasil panen buah semangka kali ini dengan hasil yang sangat bagus. Pada tahun sebelumnya, dalam satu hektar lahan buah semangka petani bisa menjual sebesar 30 juta perhektar, untuk hasil buah sebanyak 21 ton. Namun, kali ini untuk 21 ton buah semangka hanya mempu terjual sebesar 7 juta saja. Sehingga petani merugi hingga 23 juta perhektarnya.
Pemicu dari anloknya harga diakibatkan karena buah yang dibeli tidak bisa menembus pangsa pasar di jakarta, akibat covid 19, dan banyak toko toko buah yang tutup. Disamping itu, diakibatkan karena musim penghujan, sehingga minat masyarakat untuk mengkonsumsi buah buahan juga menurun.
sementara menurut suroso ketua kelompok tani margo rukun desa ngepung nganjuk, ia juga mengaku prihatin atas anjloknya harga buah semangka yang mengakibatkan kerugian sangat besar bagi petani.
Ia meminta kepada pemerintah agar membuka jalur transportasi khusus buah agar bisa masuk ke jakarta dan pasar induk. Sebab, ini menjadi alasan turunnya harga.
Ia juga meminta agar pemerintah tidak salah sasaran dalam memberikan bantuan dapak covid terhadap petani. Sebab, sejumlah petani yang masuk pada kelompok tani margo rukun yang tergolong tak mampu dan terdampak gagal panen tidak dapat bantuan, tapi petani yang sukses malah dapat bantuan.
ia berencana akan menghentikan kepada sejumlah petani yang sukses yang dpat bantuan dampak covid, dan dialhkan kepada petani yang gagal panen dan tiak mampu.