Reporter: Muhammad Imron Danu |
BLITAR - Pandemi corona menjadi berkah tersendiri bagi peternak burung perkutut di kota blitar. Hal tersebut salah satunya dirasakan oleh tonny hartono warga kelurahan gedog, kecamatan sananwetan kota blitar. Selama masa pandemi, ia sanggup menjual setidaknya 300 sampai 500 ekor perkutut bangkok setiai bulanya. Perkutut yang terjual memiliki kualitas yang bervariasi, namu kebanyakan permintaan ialah perkutut dengan kelas standart meski tak jarang ada yang kualitas nomor wahid.
Untuk kelas standart, harga perkutut berusia minimal satu bulan atau sudah mulai sapih. Harganya sekitar Rp. 100.000 sampai 125.000 rupiah. Harga itu berbeda untuk perkutut yang sudah mulai manggung. Harga yang dipatok bervariasi, tergantung durasi manggungnya. Permintaan burung perkutut jenis bangkok miliknya kebanjiran pesanan. Bahkan, ia kewalahan menuruti permintaan para penghobby burung anggungan tersebut.
Tonny hartono sampai saat ini sudah memiliki sedikitnya 700 pasang indukan. Belum lagi perkutut yang baru menetas , sapih , remaja dan bahanan, jumlahnya diatas 2800 ekor. Semua itu dipelihara di lahan dengan luas 2350 meter persegi. Peternakan ini berada satu pagar dengan rumahnya, ribuan populasi perkutut itu hanya ditangani oleh tonny seorang.
Bila ditotal, omzet minimal penjualan perkutut bangkok diatas milik mencapai 50 juta rupiah setiap bulanya.
Untuk kelas standart, harga perkutut berusia minimal satu bulan atau sudah mulai sapih. Harganya sekitar Rp. 100.000 sampai 125.000 rupiah. Harga itu berbeda untuk perkutut yang sudah mulai manggung. Harga yang dipatok bervariasi, tergantung durasi manggungnya. Permintaan burung perkutut jenis bangkok miliknya kebanjiran pesanan. Bahkan, ia kewalahan menuruti permintaan para penghobby burung anggungan tersebut.
Tonny hartono sampai saat ini sudah memiliki sedikitnya 700 pasang indukan. Belum lagi perkutut yang baru menetas , sapih , remaja dan bahanan, jumlahnya diatas 2800 ekor. Semua itu dipelihara di lahan dengan luas 2350 meter persegi. Peternakan ini berada satu pagar dengan rumahnya, ribuan populasi perkutut itu hanya ditangani oleh tonny seorang.
Bila ditotal, omzet minimal penjualan perkutut bangkok diatas milik mencapai 50 juta rupiah setiap bulanya.