Reporter: M. Ramzi |
MAGETAN - Penyandang disabilitas kabupaten magetan, yang menciptakan batik ciprat, sempat vakum karena dampak pandemi covid-19. Kini, mereka berangsur-angsur bangkit, pesanan batik mulai datang, baik dari swasta, atau instansi pemerintah.
Para penyandang disabilitas intelektual di desa gebyog kecamatan karangrejo kabupaten magetan, mulai bisa beraktivitas kembali. Mereka sempat vakum berbulan-bulan karena pandemi covid-19, atau sejak maret 2020 lalu.
Berangsur-angsur bangkit setelah pandemi, dalam dua bulan terakhir ini, pesanan batik ciprat mulai datang. Baik dari instansi pemerintah,lembaga pendidikan, atau swasta. Sehingga para penyandang disabilitas yang tergabung dalam sheltered workshop peduli baskara, bisa beraktivitas seperti semula, dan mereka mempunyai penghasilan lagi.
Sketua sheltered workshop peduli baskara, ari dwi pramiantoro, mengatakan, akhir-akhir ini, pemesanan batik ciprat gebyog cenderung meningkat. 21 penyandang disabilitas pun menjadi senang karena bisa bekerja lagi.
Saat memasuki tatanan kehidupan baru, atau new normal, para penyandang disabilitas dan para pendamping, mempunyai tantangan baru. Mereka tak lagi menjadi binaan kementerian sosial, karena sudah terminasi. Pembinaan diserahkan ke dinas sosial kabupaten magetan, yang siap memfasilitasi, utamanya pemasaran batik ciprat gebyog.
Setelah mandiri, diharapkan para pendamping dan penyandang disabilitas bisa lebih kreatif dan bebas berekspresi, dengan bekal pendampingan dari Kemensos RI selama dua tahun.
Para penyandang disabilitas intelektual di desa gebyog kecamatan karangrejo kabupaten magetan, mulai bisa beraktivitas kembali. Mereka sempat vakum berbulan-bulan karena pandemi covid-19, atau sejak maret 2020 lalu.
Berangsur-angsur bangkit setelah pandemi, dalam dua bulan terakhir ini, pesanan batik ciprat mulai datang. Baik dari instansi pemerintah,lembaga pendidikan, atau swasta. Sehingga para penyandang disabilitas yang tergabung dalam sheltered workshop peduli baskara, bisa beraktivitas seperti semula, dan mereka mempunyai penghasilan lagi.
Sketua sheltered workshop peduli baskara, ari dwi pramiantoro, mengatakan, akhir-akhir ini, pemesanan batik ciprat gebyog cenderung meningkat. 21 penyandang disabilitas pun menjadi senang karena bisa bekerja lagi.
Saat memasuki tatanan kehidupan baru, atau new normal, para penyandang disabilitas dan para pendamping, mempunyai tantangan baru. Mereka tak lagi menjadi binaan kementerian sosial, karena sudah terminasi. Pembinaan diserahkan ke dinas sosial kabupaten magetan, yang siap memfasilitasi, utamanya pemasaran batik ciprat gebyog.
Setelah mandiri, diharapkan para pendamping dan penyandang disabilitas bisa lebih kreatif dan bebas berekspresi, dengan bekal pendampingan dari Kemensos RI selama dua tahun.