Reporter: Khusni Mubarok |
TUBAN - Inilah tradisi kuno peninggalan leluhur yang masih tetap dilestarikan warga kecamatan kerek, kabupaten tuban. Jelang pernikahan, keluarga mempelai pria mengirimkan seserahan unik kepada keluarga mempelai wanita. Diantaranya berupa sapi hidup, beras, tempat tidur, meja-kursi, lemari, serta bumbu dapur.
Seserahan jelang pernikahan ini biasanya mencapai total hingga ratusan juta rupiah, bergantung kondisi perekonomian mempelai pria. Seluruh barang ini untuk mengambil hati keluarga mempelai wanita, agar menerima mempelai pria menjadi anggota keluarga baru. Selanjutnya, seserahan yang diterima digunakan untuk menjamu tamu dan kerabat yang datang.
Keluarga mohammad rifki febriyanto ini misalnya. Mereka mengirim seekor sapi besar, satu truk beras, tempat tidur, meja-kursi, puluhan krat minuman, kelapa, dan satu karung cabai. Seserahan yang mencapai total Rp150 juta ini dikirim kepada keluarga samrotul makrufah, calon sitrinya di desa gemulung.
Menurut perwakilan mempelai pria, wagi, tradisi ini merupakan peninggalan jawa dan masih bertahan sampai saat ini. Tradisi ini biasa disebut seserahan.
Seserahan jelang pernikahan ini diterima keluarga mempelai wanita dengan senang hati. Sementara kedua mempelai sedang menjalani pingitan atau dilarang keluar rumah sampai hari pernikahan tiba.
Seserahan mahal jelang pernikahan ini sudah menjadi tradisi turun temurun. Meski tidak wajib, namun warga tetap berusaha mengirimkan seserahan kepada keluarga mempelai wanita.
Usai membawa masuk dan memberikan hasil seserahan. Keluarga memperlai pria yang mengantarkan seserahan, di jamu makan dan minum oleh keluarga mempelai perempuan.
Tradisi seserahan ini, kini kian tergerus oleh zaman. Meski demikian, sebagian masyarakat tuban di pegunungan, masih menjalankan dan menganut tradisi ini.
Seserahan jelang pernikahan ini biasanya mencapai total hingga ratusan juta rupiah, bergantung kondisi perekonomian mempelai pria. Seluruh barang ini untuk mengambil hati keluarga mempelai wanita, agar menerima mempelai pria menjadi anggota keluarga baru. Selanjutnya, seserahan yang diterima digunakan untuk menjamu tamu dan kerabat yang datang.
Keluarga mohammad rifki febriyanto ini misalnya. Mereka mengirim seekor sapi besar, satu truk beras, tempat tidur, meja-kursi, puluhan krat minuman, kelapa, dan satu karung cabai. Seserahan yang mencapai total Rp150 juta ini dikirim kepada keluarga samrotul makrufah, calon sitrinya di desa gemulung.
Menurut perwakilan mempelai pria, wagi, tradisi ini merupakan peninggalan jawa dan masih bertahan sampai saat ini. Tradisi ini biasa disebut seserahan.
Seserahan jelang pernikahan ini diterima keluarga mempelai wanita dengan senang hati. Sementara kedua mempelai sedang menjalani pingitan atau dilarang keluar rumah sampai hari pernikahan tiba.
Seserahan mahal jelang pernikahan ini sudah menjadi tradisi turun temurun. Meski tidak wajib, namun warga tetap berusaha mengirimkan seserahan kepada keluarga mempelai wanita.
Usai membawa masuk dan memberikan hasil seserahan. Keluarga memperlai pria yang mengantarkan seserahan, di jamu makan dan minum oleh keluarga mempelai perempuan.
Tradisi seserahan ini, kini kian tergerus oleh zaman. Meski demikian, sebagian masyarakat tuban di pegunungan, masih menjalankan dan menganut tradisi ini.