Reporter: Khusni Mubarok |
TUBAN – Forum Masyarakat Peduli NU Tuban meminta Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tuban tidak terlibat politik praktis pada Pilkada serentak 2020. Serta mendorong agar PCNU Tuban bersikap netral secara organisasi pada pesta demokrasi lima tahunan ini.
Hal tersebut disampaikan Subelly Hantono atas nama Forum Masyarakat Peduli NU Tuban, saat jumpa pers disalah satu cafe yang ada di Tuban, Selasa, (1/12/2020). Ia menyayangkan pernyataan Ketua PCNU Tuban, KH. Mustain dalam video yang beredar beredar luas di media sosial.
"Sebagai aktifis NU dan kader sangat menyesalkan terhadap pernyataan tersebut, karena jelas melanggar peraturan organisasi dan Ad/Art NU itu sendiri." Jelas Belly dihadapan awak media.
Dalam video yang beredar tersebut, Belly menyebut KH. Mustain Syukur Ketua PCNU Tuban mengarahkan jam'iyyah Nahdlatul Ulama mendukung salah satu kandidat pada Pilkada Tuban 2020. Ia juga menuding pernyataan Ketua PCNU Tuban tersebut menyalahi rekomendasi dari hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2020. Dimana, organisasi NU tidak boleh di tarik dalam urusan politik praktis.
“Dalam munas jelas menghasilkan beberapa keputusan. Salah satunya, meminta jajaran PB NU sampai tingkat ranting di desa agar tidak menarik jam'iyyah NU kepada politik praktis," tegas warga Laren, Lamongan ini.
Belly menambahkan, pernyataan Ketua PCNU Tuban yang jelas-jelas menyebut nama salah satu kandidat di Tuban adalah pelanggaran AD/ART NU. Maka Forum Masyarakat Peduli NU Tuban dengan tegas meminta Ketua PCNU segara mengklasifikasikan sikapnya dan berbuat netral sebagai mana mestinya.
“Sikap Kiai Said Agil sebagai ketua umum PBNU sudah jelas menyatakan seluruh pengurus PBNU atas nama organisasi dilarang keras dukung mendukung baik di Pilpres, Pileg dan Pilkada,” bebernya.
Tindak lanjut setelah ini, Billy akan menggelar aksi turun jalan ke kantor PCNU Tuban, Rabu, (2/12/2020). Salah satu tuntutannya, meminta pertanggungjawaban sikap Ketua PCNU Tuban.
“Hari Jumat kita juga akan audiensi dengan PB NU untuk melaporkan sikap PCNU Tuban,” terangnya.
Menanggapi hal ini, sekretaris PCNU Tuban, Wiwid Agung Wibowo menegaskan bahwa, NU memang bukan partai politik, tapi dukungan itu mengalir ke Paslon yang memiliki syarat yang diidealkan oleh NU. Siapa yang dimaksud itu bisa siapa saja, karena itu hak politik.
"Kalau NU tidak boleh politik dan memiliki terus gimana. Secara organisasi tidak berpolitik, tapi orang itu diberi koridor bagaimana pribadi pemimpin yang baik itu." Tegas Wiwid.
Wiwid menambahkan, PCNU Tuban tidak mendukung paslon manapun. Namun, yang ada adalah sikap personalnya. Selain itu, PCNU Tuban juga tidak membuat surat tertulis soal dukung mendukung di Pilkada Tuban 2020. Adanya isu maklumat tersebut, hanya sebatas di WhatsApp dan siapapun bisa membuatnya.
"Belly itu siapa. Buktinya PCNU sampai ranting tidak menyoal dan mendukung Pilkada berjalan damai." Tambahnya.
Ditegaskan oleh Wiwid, kalau secara organisasi mendukung ke salah satu calon secara resmi itu bukan begitu. Tapi PCNU tidak membodohkan masyarakat untuk memilih pemimpin yang terbaik menurut kriteria ahlusunah waljamaah.
Masyarakat justru harus dipintarkan dan bukan dibodohkan. Pilihan di Pilkada itu terserah bagi kaum Nahdliyin. Sedangkan NU hanya memberikan pengertian gambaran, kesadaran politik, bermasyarakat, dan bernegara untuk menggunakan hak politiknya dengan baik dan keyakinan.
"Kalau kebetulan mengarah ke salah satu ya mau gimana. Secara organisasi memang tidak berpolitik," pungkasnya. (rok)