 |
| Reporter: Khusni Mubarok |
TUBAN - Kemenangan telak pasangan calon bupati dan wakil bupati tuban nomor urut 2, aditya hadlindra faridzky-riyadi, pada pilkada tuban 2020, versi hitung cepat, mendapat tanggapan dari pemerhati politik tuban, fauzin.
Dosen universitas trunojoyo asli tuban ini menilai, kekuatan partai politik pengusung, tidak tercermin dari hasil perolehan suara pasangan calon pada pilkada tuban 2020. Kondisi ini, menjadi indikasi bisa jadi karena mesin partai tidak jalan, atau pilihan masyarakat tuban tidak sama dengan pilihan partai politinya, atau bahkan masyarakat tidak bisa didekte oleh partai politik.
Kondisi ini membuat pasangan yang ingin memporoleh suara maksimal, tidak hanya menggantungkan partai politik saja. Melainkan juga harus mempunyai relawan sebagai wadah diluar partai politik.
Melihat perolehan suara pasangan lindra-riyadi yang menang telak di seluruh kecamatan di tuban, fauzin menilai. Lindra-riyadi menang karena mempunyai kekuatan parpol yang solid serta relawan yang solid dan loyal. Selain itu, faktor bu haeny, ibu dari cabup lindra, juga menjadi salah satu faktor penentu. Pasalnya, masyarakat tuban melihat, mengingat dan mengakui jasa-jasa bu haeny selama menjabat bupati tuban dua periode.
Pengakuan masyarakat terhadap jasa-jasa bu heny selama menjabat, menjadi kekuatan luar biasa lindra-riyadi. Yang oleh masyarakat, diharapkan bisa minimal bisa meneruskan bu haeny atau bahkan menjadi lebih baik dari bu haeny.
Sementara itu, jika ingin sukses dalam pemerintahan. Kedepan, lindra-riyadi harus bisa merangkul dprd yang menjadi mitra kerja, serta dukungan dari masyarakat.
Sekedar diketahui, pasangan lindra-riyadi menang telak atas dua paslon lain khozanah hidayati-muhammad anwar dan setiajit-armaya mangkunegara, pada pilkada tuban 2020. Pasangan lindra-riyadi menang mutlak diseluruh kecamatan. Hasil ini berdasarkan hitung cepat melalui pusat tabulasi penghitungan suara tim sukses paslon nomor urut 2.
Dosen universitas trunojoyo asli tuban ini menilai, kekuatan partai politik pengusung, tidak tercermin dari hasil perolehan suara pasangan calon pada pilkada tuban 2020. Kondisi ini, menjadi indikasi bisa jadi karena mesin partai tidak jalan, atau pilihan masyarakat tuban tidak sama dengan pilihan partai politinya, atau bahkan masyarakat tidak bisa didekte oleh partai politik.
Kondisi ini membuat pasangan yang ingin memporoleh suara maksimal, tidak hanya menggantungkan partai politik saja. Melainkan juga harus mempunyai relawan sebagai wadah diluar partai politik.
Melihat perolehan suara pasangan lindra-riyadi yang menang telak di seluruh kecamatan di tuban, fauzin menilai. Lindra-riyadi menang karena mempunyai kekuatan parpol yang solid serta relawan yang solid dan loyal. Selain itu, faktor bu haeny, ibu dari cabup lindra, juga menjadi salah satu faktor penentu. Pasalnya, masyarakat tuban melihat, mengingat dan mengakui jasa-jasa bu haeny selama menjabat bupati tuban dua periode.
Pengakuan masyarakat terhadap jasa-jasa bu heny selama menjabat, menjadi kekuatan luar biasa lindra-riyadi. Yang oleh masyarakat, diharapkan bisa minimal bisa meneruskan bu haeny atau bahkan menjadi lebih baik dari bu haeny.
Sementara itu, jika ingin sukses dalam pemerintahan. Kedepan, lindra-riyadi harus bisa merangkul dprd yang menjadi mitra kerja, serta dukungan dari masyarakat.
Sekedar diketahui, pasangan lindra-riyadi menang telak atas dua paslon lain khozanah hidayati-muhammad anwar dan setiajit-armaya mangkunegara, pada pilkada tuban 2020. Pasangan lindra-riyadi menang mutlak diseluruh kecamatan. Hasil ini berdasarkan hitung cepat melalui pusat tabulasi penghitungan suara tim sukses paslon nomor urut 2.
