Reporter: Khusni Mubarok |
TUBAN - Para produsen tahu di kabupaten tuban, terancam gulung tikar, akibat melonjaknya harga kedelai impor. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan oleh pabrik tahu ud barokah, milik wardam, yang ada di kelurahan panyuran, kecamatan palang, tuban.
Sejak sebulan terakhir, para pengusaha tahu di tuban, mengeluh, lantaran harga bahan baku tahu, yakni kedelai impor terus meroket. Harga kedelai impor dipasaran yang sebelumnya hanya dipatok 6.500 rupiah perkilogramnya, secara bertahap mengalami kenaikan hingga menembus harga 9.200 rupiah perkilogramnya.
Naiknya harga kedelai ini, membuat biaya produksi juga ikut naik. Sementara harga jual tahu hanya mengalami kenaikan sebesar 2 ribu rupiah per papannya. Yakni dari harga 23 ribu rupiah perpapan, menjadi 25 ribu rupiah perpapan.
Meski harga harga bahan baku mengalami kenaikan, produsen tahu tidak bisa serta-merta menaikkan harga tahu. Bahkan, untuk mengurangi komposisi dan ukuran tahu, mereka juga tidak berani karena takut ditinggalkan pelanggannya.
Selain merugi, jika harga kedelai masih terus mengalami kenaikan, para pengusaha tahu ini mengaku terancam gulung tikar. Mereka berharap pemerintah turun tangan membantu menurunkan dan menstabilkan harga kedelai impor.
Meski mengaku rugi, para pengusaha tahu masih tetap enggan menggunakan kedelai lokal. Pasalnya, kualitas kedelai lokal kurang bagus dan hasilnya tidak maksimal, karena kadar airnya tinggi.
Sejak sebulan terakhir, para pengusaha tahu di tuban, mengeluh, lantaran harga bahan baku tahu, yakni kedelai impor terus meroket. Harga kedelai impor dipasaran yang sebelumnya hanya dipatok 6.500 rupiah perkilogramnya, secara bertahap mengalami kenaikan hingga menembus harga 9.200 rupiah perkilogramnya.
Naiknya harga kedelai ini, membuat biaya produksi juga ikut naik. Sementara harga jual tahu hanya mengalami kenaikan sebesar 2 ribu rupiah per papannya. Yakni dari harga 23 ribu rupiah perpapan, menjadi 25 ribu rupiah perpapan.
Meski harga harga bahan baku mengalami kenaikan, produsen tahu tidak bisa serta-merta menaikkan harga tahu. Bahkan, untuk mengurangi komposisi dan ukuran tahu, mereka juga tidak berani karena takut ditinggalkan pelanggannya.
Selain merugi, jika harga kedelai masih terus mengalami kenaikan, para pengusaha tahu ini mengaku terancam gulung tikar. Mereka berharap pemerintah turun tangan membantu menurunkan dan menstabilkan harga kedelai impor.
Meski mengaku rugi, para pengusaha tahu masih tetap enggan menggunakan kedelai lokal. Pasalnya, kualitas kedelai lokal kurang bagus dan hasilnya tidak maksimal, karena kadar airnya tinggi.