TUBAN - Sekilas, lahan pertanian cabai di desa boto, kecamatan semanding, kabupaten tuban, jumat pagi, nampak baik-baik saja. Namun, jika diamati lebih dekat terdapat banyak buah cabai mengalami pembusukan sebelum dipanen.
Kondisi ini, disebabkan serangan hama patek yang meningkat seiring tingginya curah hujan. Hama patek menyerang pangkal batang, sehingga pertumbuhan tanaman cabai tidak maksimal. Akibatnya, buah yang dihasilkan cepat busuk, lalu mengering, dan mengalami kerontokan.
Untuk meminimalisir kerugian, petani terpaksa harus beradu cepat dengan hama. Mereka panen saat cabai masih hijau. Akibatnya, hasil panen merosot tajam. Jika biasanya lahan seluas seperempat hektar mampu menghasilkan tiga puluh kilogram sekali panen, maka kini hanya dua kilogram saja.
Beruntung harga cabai relatif tinggi. Petani menjual cabai rawit hijau langsung ke pasar tradisional dengan harga Rp. 30.000 per kilogram.
Berbagai upaya telah dilakukan petani untuk mengatasi hama patek, salahsatunya menyemprotkan obat. Namun, hama justru semakin ganas menyerang, sehingga mereka hanya pasrah.
Kondisi ini, disebabkan serangan hama patek yang meningkat seiring tingginya curah hujan. Hama patek menyerang pangkal batang, sehingga pertumbuhan tanaman cabai tidak maksimal. Akibatnya, buah yang dihasilkan cepat busuk, lalu mengering, dan mengalami kerontokan.
Untuk meminimalisir kerugian, petani terpaksa harus beradu cepat dengan hama. Mereka panen saat cabai masih hijau. Akibatnya, hasil panen merosot tajam. Jika biasanya lahan seluas seperempat hektar mampu menghasilkan tiga puluh kilogram sekali panen, maka kini hanya dua kilogram saja.
Beruntung harga cabai relatif tinggi. Petani menjual cabai rawit hijau langsung ke pasar tradisional dengan harga Rp. 30.000 per kilogram.
Berbagai upaya telah dilakukan petani untuk mengatasi hama patek, salahsatunya menyemprotkan obat. Namun, hama justru semakin ganas menyerang, sehingga mereka hanya pasrah.