BOJONEGORO - Kenaikan harga cabai rawit dipasaran yang mencapai 120 ribu per kilogramnya, sebagai bahan baku sangat berdampak terhadap para pemilik usaha kecil.
Salah satunya pelaku umkm sambal botol sambal roa di kabupaten bojonegoro, euodia angelia novila m.d. wanita 26 tahun yang sudah tiga tahun menggeluti sambal botol ini, lebih memilih mengurangi keuntungan, dari pada harus mengurangi takaran sambal botol. Hal ini dilakukan untuk bertahan di tengah pedasnya harga cabai dipasaran.
Selain mengurangi keuntungan, dirinya juga melakukan inovasi produk sambal botol yang dirinya jual, salah satunya dengan membuat sambal tuna pedas.
Dirinya mengaku kini dari inovasinya, sambal botol tuna pedas kian dimintai oleh masyarakat.
Sebagai pelaku usaha kecil, dirinya berharap agara harga cabai rawit dipasaran kembali normal, dikisaran 25 rupiah hingga 30 ribu rupiah per kilogramnya.
Salah satunya pelaku umkm sambal botol sambal roa di kabupaten bojonegoro, euodia angelia novila m.d. wanita 26 tahun yang sudah tiga tahun menggeluti sambal botol ini, lebih memilih mengurangi keuntungan, dari pada harus mengurangi takaran sambal botol. Hal ini dilakukan untuk bertahan di tengah pedasnya harga cabai dipasaran.
Selain mengurangi keuntungan, dirinya juga melakukan inovasi produk sambal botol yang dirinya jual, salah satunya dengan membuat sambal tuna pedas.
Dirinya mengaku kini dari inovasinya, sambal botol tuna pedas kian dimintai oleh masyarakat.
Sebagai pelaku usaha kecil, dirinya berharap agara harga cabai rawit dipasaran kembali normal, dikisaran 25 rupiah hingga 30 ribu rupiah per kilogramnya.