JOMBANG - Bagi anda yang ingin mendapatkan sensasi makanan lodeh legendaris, anda bisa datang ke warung lodeh mbok semah, yang ada di dusun kapas, desa dukuhklopo, kecamatan peterongan, jombang. Pada hari biasa, apalagi hari libur, warung yang buka pada jam 4 sore ini, selalu ramai dikunjungi para pecinta kuliner. Pengunjung tak hanya dari jombang saja, namun juga datang dari berbagai daerah seperti malang, sidoarjo, kediri, mojokerto hingga surabaya.
Tujuh orang pekerja dan pelayan yang terdiri dari anak dan cucu mbok semah, tak henti-hentinya menyiapkan dan memberikan pelayanan kepada pembeli. Bahkan ketujuh orang pekerja dan pelayan nyaris kuwalahan melayani para pelanggan yang datang.
Nasi lodeh mbok semah, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan nasi lodeh warung lainnya. Nasi dengan sayur bambu muda alias rebung atau nangka muda ditambah sambal goreng tahu dengan lauk satu iris daging sapi.
Sujianto, salah satu pelanggan warung ini mengakui yang membedakan dengan nasi lodeh lainnya adalah nasi tidak dihidangkanmenggunakan piring melainkan menggunakan pincuk daun pisang. Proses masak nasinyapun menggunakan kayu bakar dan dikukus dengan kukusan bambu. Sehingga memiliki citarasa sedap yang khas.
Sementara itu, syamsudin anak mbok semah mengungkapkan, warung nasi lodeh pincuk ini dirintis oleh mbok asmah yang kemudian dikenal dengan nama semah, mulai tahun 1980 silam. Awalnya, warung ini menjual nasi lodeh dengan gorengan serta kopi. Karena peminat nasi lodeh terus bertambah, pada tahun 1983 warung mbok semah mulai khusus menjual nasi lodeh, dengan harga saat itu 10 rupiah saja perpincuk atau perporsi.
Meski usianya telah mencapai 97 tahun, mbok semah tidak tinggal diam melihat kesibukan anak cucunya melayani pembeli. Sesekali mbok semah membantu menyiapkan daun pisang untuk pincuk. Bagi penggemar kuliner yang belum pernah mencicipi nasi lodeh pincuk mbok semah, bisa datang lebih awal. Pasalnya mulai buka pada pukul 4 sore, paling malam pukul 8 malam sudah tutup karena sekitar 500 porsi telah habis terjual.
Tujuh orang pekerja dan pelayan yang terdiri dari anak dan cucu mbok semah, tak henti-hentinya menyiapkan dan memberikan pelayanan kepada pembeli. Bahkan ketujuh orang pekerja dan pelayan nyaris kuwalahan melayani para pelanggan yang datang.
Nasi lodeh mbok semah, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan nasi lodeh warung lainnya. Nasi dengan sayur bambu muda alias rebung atau nangka muda ditambah sambal goreng tahu dengan lauk satu iris daging sapi.
Sujianto, salah satu pelanggan warung ini mengakui yang membedakan dengan nasi lodeh lainnya adalah nasi tidak dihidangkanmenggunakan piring melainkan menggunakan pincuk daun pisang. Proses masak nasinyapun menggunakan kayu bakar dan dikukus dengan kukusan bambu. Sehingga memiliki citarasa sedap yang khas.
Sementara itu, syamsudin anak mbok semah mengungkapkan, warung nasi lodeh pincuk ini dirintis oleh mbok asmah yang kemudian dikenal dengan nama semah, mulai tahun 1980 silam. Awalnya, warung ini menjual nasi lodeh dengan gorengan serta kopi. Karena peminat nasi lodeh terus bertambah, pada tahun 1983 warung mbok semah mulai khusus menjual nasi lodeh, dengan harga saat itu 10 rupiah saja perpincuk atau perporsi.
Meski usianya telah mencapai 97 tahun, mbok semah tidak tinggal diam melihat kesibukan anak cucunya melayani pembeli. Sesekali mbok semah membantu menyiapkan daun pisang untuk pincuk. Bagi penggemar kuliner yang belum pernah mencicipi nasi lodeh pincuk mbok semah, bisa datang lebih awal. Pasalnya mulai buka pada pukul 4 sore, paling malam pukul 8 malam sudah tutup karena sekitar 500 porsi telah habis terjual.
