JOMBANG - Desa plumbon gambang kecamatan gudo, jombang merupakan sentra manik-manik berbahan limbah kaca yang sudah dikenal dikancah nasional dan internasional. Sebanyak 122 perajin dan 1000 lebih tenaga kerja menggantungkan hidup dari manik-manik.
Namun saat ini sejumlah perajin tidak ada kegiatan. Banyak perajin dan tenaga kerja beralih pekerjaan sejak pandemi corona melanda. Hanya sebagian kecil perajin yang masih bertahan. Salah satunya griya manik-manik milik suroso.
Meski masih beroperasi, perajin griya manik-manik tidak mempekerjakan seluruh tenaga kerjanya. Sebab pembuatan manik-manik dilakukan ketika ada order. Jika tidak ada order, untuk sementara pekerjaan dihentikan.
Suroso mengatakan saat ini omzet perajin turun drastis. Dari 50 juta rupiah dalam kondisi normal, menjadi hanya 10 hingga 15 juta rupiah perbulan. Dampaknya biaya produksi tidak tertutupi. Beruntung perajin berinovasi membuat ikat masker dengan harga terjangkau. Produk baru ini bisa mengurangi potensi kerugian perajin untuk bisa bertahan.
Sejak pandemi corona pembeli penjualan manik-manik ke beberapa daerah wisata seperti bali, kalimantan dan sulawesi juga terus turun. Meski permintaan turun, hargamanik-manik tidak berubah. Mulai 15.000 hingga ratusan ribu rupiah peruntai.
Namun saat ini sejumlah perajin tidak ada kegiatan. Banyak perajin dan tenaga kerja beralih pekerjaan sejak pandemi corona melanda. Hanya sebagian kecil perajin yang masih bertahan. Salah satunya griya manik-manik milik suroso.
Meski masih beroperasi, perajin griya manik-manik tidak mempekerjakan seluruh tenaga kerjanya. Sebab pembuatan manik-manik dilakukan ketika ada order. Jika tidak ada order, untuk sementara pekerjaan dihentikan.
Suroso mengatakan saat ini omzet perajin turun drastis. Dari 50 juta rupiah dalam kondisi normal, menjadi hanya 10 hingga 15 juta rupiah perbulan. Dampaknya biaya produksi tidak tertutupi. Beruntung perajin berinovasi membuat ikat masker dengan harga terjangkau. Produk baru ini bisa mengurangi potensi kerugian perajin untuk bisa bertahan.
Sejak pandemi corona pembeli penjualan manik-manik ke beberapa daerah wisata seperti bali, kalimantan dan sulawesi juga terus turun. Meski permintaan turun, hargamanik-manik tidak berubah. Mulai 15.000 hingga ratusan ribu rupiah peruntai.