NGAWI - Seperti inilah keseharian yang dilakukan oleh ibu malem. Warga desa girimulyo kecamatan jogorogo, kabupaten ngawi, masih terus mempertahankan untuk produksi anyaman bambu yakni berupa “tenggok”. Di daerahnya “tenggok” masih sering digunakan oleh warga untuk menyimpan atau menaruh barang bawaan.
Meski di serba modern sekarang banyak box atau keranjang lain yang lebih mudah, namun ibu malem tetap mempertahankan kegiatannya membuat tenggok yang saat ini sudah jarang dilakukan oleh warga lain. Bahkan diakuinya, dulu hampir seluruh warga sekitar tempat tinggalnya memproduksi “tenggok” namun saat ini hanya beberapa saja yang masih bertahan.
Meski begitu, selain zaman terus berkembang, ia tetap mempertahankan membuat tenggok karena sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarganya. Saat ini kendala yang dihadapi karena faktor cuaca. Saat musim penghujan membuat proses pengeringan anyaman “tenggok” memerlukan waktu yang cukup lama.
Seperti diketahui, saat ini jumlah perajin anyaman bambu mulai berkurang. Sudah sangat jarang masyarakat “tenggok” sebagai tempat penyimpanan atau menaruh barang bawaan.
Meski di serba modern sekarang banyak box atau keranjang lain yang lebih mudah, namun ibu malem tetap mempertahankan kegiatannya membuat tenggok yang saat ini sudah jarang dilakukan oleh warga lain. Bahkan diakuinya, dulu hampir seluruh warga sekitar tempat tinggalnya memproduksi “tenggok” namun saat ini hanya beberapa saja yang masih bertahan.
Meski begitu, selain zaman terus berkembang, ia tetap mempertahankan membuat tenggok karena sudah menjadi tradisi turun temurun di keluarganya. Saat ini kendala yang dihadapi karena faktor cuaca. Saat musim penghujan membuat proses pengeringan anyaman “tenggok” memerlukan waktu yang cukup lama.
Seperti diketahui, saat ini jumlah perajin anyaman bambu mulai berkurang. Sudah sangat jarang masyarakat “tenggok” sebagai tempat penyimpanan atau menaruh barang bawaan.