TUBAN - Perayaan cap go meh di klenteng kwan sing bio di jalan R.E. martadinata kabupaten tuban, ini berlangsung sangat sederhana, namun istimewa. Perayaan cap go meh tahun ini, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena masih dalam masa pandemi covid-19. Namun, tidak mengurangi khidmatnya sembahyang.
Perayaan cap go meh tahun ini, terasa istimewa bagi umat konghucu di klenteng terbesar se-asia tenggara ini. Pasalnya, sejumlah tokoh dan pemuka agama hadir, diantaranya, sekretaris jenderal kementerian agama republik indonesia, dirjen agama budha, serta ketua umum pemuda lintas agama.
Kehadiran para tokoh lintas agama ini, adalah sebagai bentuk toleransi antar beragama, serta dukungan bagi umat tri dharma klenteng berlambang kepiting raksasa ini. Agar konflik yang pernah terjadi, tidak terulang kembali, sehingga umat dapat beribadah dengan tenang. Selain itu, sekjen kemenag RI juga berharap cagar budaya yang ada ratusan tahun lalu ini di klenteng setempat, dapat terjaga dan menjadi kebanggan bagi masyarakat indonesia.
Sementara itu, ketua penilik demisioner klenteng kwan sing bio tuban ini, alim subiantoro mengatakan. Perayaan cap go meh ini, adalah tradisi turun temurun warga tionghoa yang setiap tahunnya dirayakan, sebagai penutup acara perayaan tahun baru imlek.
Dengan hadirnya, tokoh-tokoh agama dari lintas agama ini, menunjukkan bahwa klenteng kwan sing bio, kini sudah ada konflik, serta seluruh umat tri dharma dapat beribadah sebagaimana mestinya.
Sebagai rasa syukur, umat tri dharma, acara cap go meh kali ini, ditutup dengan pembagian seribu paket masing-masing paket lima kilogram beras, serta seribu box masker, kepada anak yatim baik dari pondok pesantren maupun yayasan. Hal ini, sebagai wujud kepedulian warga tionghoa, di masa pandemi covid-19.
Perayaan cap go meh tahun ini, terasa istimewa bagi umat konghucu di klenteng terbesar se-asia tenggara ini. Pasalnya, sejumlah tokoh dan pemuka agama hadir, diantaranya, sekretaris jenderal kementerian agama republik indonesia, dirjen agama budha, serta ketua umum pemuda lintas agama.
Kehadiran para tokoh lintas agama ini, adalah sebagai bentuk toleransi antar beragama, serta dukungan bagi umat tri dharma klenteng berlambang kepiting raksasa ini. Agar konflik yang pernah terjadi, tidak terulang kembali, sehingga umat dapat beribadah dengan tenang. Selain itu, sekjen kemenag RI juga berharap cagar budaya yang ada ratusan tahun lalu ini di klenteng setempat, dapat terjaga dan menjadi kebanggan bagi masyarakat indonesia.
Sementara itu, ketua penilik demisioner klenteng kwan sing bio tuban ini, alim subiantoro mengatakan. Perayaan cap go meh ini, adalah tradisi turun temurun warga tionghoa yang setiap tahunnya dirayakan, sebagai penutup acara perayaan tahun baru imlek.
Dengan hadirnya, tokoh-tokoh agama dari lintas agama ini, menunjukkan bahwa klenteng kwan sing bio, kini sudah ada konflik, serta seluruh umat tri dharma dapat beribadah sebagaimana mestinya.
Sebagai rasa syukur, umat tri dharma, acara cap go meh kali ini, ditutup dengan pembagian seribu paket masing-masing paket lima kilogram beras, serta seribu box masker, kepada anak yatim baik dari pondok pesantren maupun yayasan. Hal ini, sebagai wujud kepedulian warga tionghoa, di masa pandemi covid-19.