BOJONEGORO - Desa ngunut, kecamatan dander, kabupaten bojonegoro, lebih di kenal masyarakat dengan wisata sumber mata airnya. Namun, ternyata juga ada potensi lain di desa ini. Pasalnya, sejumlah warga setempat berhasil membudidayakan jeruk keprok.
Jeruk yang memiliki nama latin citrus reticulata ini, memiliki pohon dengan ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan pohon jeruk lainnya. Budidaya jeruk keprok ini dibilang cukup menjanjikan, di tengah pandemi covid-19, yang permintaannya terus meningkatkan.
Setiap satu pohon jeruk keprok, petani setempat dapat memanen 40 hingga 70 kilogram, atau 3 ton dari 61 pohon setiap satu kali panen. Sementara untuk satu kilogram jeruk keprok ini, dijual seharga 15 ribu rupiah di tingkat eceran. Dalam sekali panen, petani jeruk keprok disini dapat meraup omset hingga 15 juta rupiah.
Sementara itu, kepala desa ngunut, suwarno, mengatakan. Saat ini di desanya sudah ada lebih dari 500 pohon jeruk keprok yang ditanam oleh 12 petani setempat, dengan usia rata-rata hampir 7 tahun.
Meski penjualan masih hanya di sekitar kabupaten bojonegoro, namun ke depan pihaknya akan mengembangkan budidaya jeruk keprok ini menjadi wisata agro di kabupaten bojonegoro.
Rencananya budidaya jeruk keprok di desa ngunut akan terus dikembangkan untuk menopang perekonomian warga. Bahkan pemerintah daerah berencana menjadikan perkebunan jeruk menjadi agro wisata.
Jeruk yang memiliki nama latin citrus reticulata ini, memiliki pohon dengan ukuran yang relatif lebih kecil dibandingkan pohon jeruk lainnya. Budidaya jeruk keprok ini dibilang cukup menjanjikan, di tengah pandemi covid-19, yang permintaannya terus meningkatkan.
Setiap satu pohon jeruk keprok, petani setempat dapat memanen 40 hingga 70 kilogram, atau 3 ton dari 61 pohon setiap satu kali panen. Sementara untuk satu kilogram jeruk keprok ini, dijual seharga 15 ribu rupiah di tingkat eceran. Dalam sekali panen, petani jeruk keprok disini dapat meraup omset hingga 15 juta rupiah.
Sementara itu, kepala desa ngunut, suwarno, mengatakan. Saat ini di desanya sudah ada lebih dari 500 pohon jeruk keprok yang ditanam oleh 12 petani setempat, dengan usia rata-rata hampir 7 tahun.
Meski penjualan masih hanya di sekitar kabupaten bojonegoro, namun ke depan pihaknya akan mengembangkan budidaya jeruk keprok ini menjadi wisata agro di kabupaten bojonegoro.
Rencananya budidaya jeruk keprok di desa ngunut akan terus dikembangkan untuk menopang perekonomian warga. Bahkan pemerintah daerah berencana menjadikan perkebunan jeruk menjadi agro wisata.