BOJONEGORO - Pergantian pola tanam tersebut, seperti yang dilakukan para petani di desa kadungrejo, kecamatan baureno, kabupaten bojonegoro.
Para petani setempat, yang biasa bertanam padi. Memasuki bulan suci ramadhan ini, ramai-ramai beralih membudidayakan tanaman blewah, karena dinilai lebih menguntungkan. Blewah ini ternyata mampu tumbuh subur di lahan basah yang biasa ditanami padi. Selain itu, jenis tanaman holtikultura ini juga memiliki durasi umur yang lebih pendek dibanding tanaman padi yang biasa mereka tanam.
Jika bertanam padi setidaknya membutuhkan waktu hingga 95 sampai 110 hari baru dapat dipanen. Maka buah blewah ini, hanya membutuhkan waktu sekitar 60 hari saja, maka sudah dapat dipetik atau dipanen.
Selain durasi panen yang lebih pendek. Bertanam blewah ternyata juga lebih menguntungkan, dengan hasil dan pendapatan yang berlimpah mencapai jutaan rupiah. Salah satu petani, rokhim menuturkan, pada musim ini sengaja beralih tanam blewah dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Terlebih sebentar lagi memasuki bulan suci ramadhan.
Pada musim panen tahun ini, 2 petak lahan sawahnya dengan luas sekitar 500 meter persegi mampu menghasilkan buah blewah hingga 1,5 ton pada panen pertama, dan 8 kwintal pada panen ke dua. Rokhim juga menilai kualitas blewah miliknya sangat bagus, buahnya berukuran besar dengan rasa manis dan segar.
Dari 2 petak lahan sawahnya, ia mampu meraup keuntungan mencapai 5 juta rupiah tiap kali panen, hasil panen tersebut kemudian dijual kepada tengkulak dengan harga 4.500 rupiah per kilogram untuk dipasarkan kembali.
Namun sayangnya, usaha budidaya blewah yang dikembangkan para petani ini, masih bersifat mandiri. Petani buah blewah setempat berharap agar pemerintah dapat membantu untuk membuatkan check dam untuk mengantisipasi jika terjadi banjir, agar lahan pertanian tidak terendam saat musim penghujan tiba. Dibutuhkan peran serta dan perhatian pemerintah agar budidaya blewah ini, mampu berkembang lebih maju, dan lebih menguntungkan bagi para petani.
Para petani setempat, yang biasa bertanam padi. Memasuki bulan suci ramadhan ini, ramai-ramai beralih membudidayakan tanaman blewah, karena dinilai lebih menguntungkan. Blewah ini ternyata mampu tumbuh subur di lahan basah yang biasa ditanami padi. Selain itu, jenis tanaman holtikultura ini juga memiliki durasi umur yang lebih pendek dibanding tanaman padi yang biasa mereka tanam.
Jika bertanam padi setidaknya membutuhkan waktu hingga 95 sampai 110 hari baru dapat dipanen. Maka buah blewah ini, hanya membutuhkan waktu sekitar 60 hari saja, maka sudah dapat dipetik atau dipanen.
Selain durasi panen yang lebih pendek. Bertanam blewah ternyata juga lebih menguntungkan, dengan hasil dan pendapatan yang berlimpah mencapai jutaan rupiah. Salah satu petani, rokhim menuturkan, pada musim ini sengaja beralih tanam blewah dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Terlebih sebentar lagi memasuki bulan suci ramadhan.
Pada musim panen tahun ini, 2 petak lahan sawahnya dengan luas sekitar 500 meter persegi mampu menghasilkan buah blewah hingga 1,5 ton pada panen pertama, dan 8 kwintal pada panen ke dua. Rokhim juga menilai kualitas blewah miliknya sangat bagus, buahnya berukuran besar dengan rasa manis dan segar.
Dari 2 petak lahan sawahnya, ia mampu meraup keuntungan mencapai 5 juta rupiah tiap kali panen, hasil panen tersebut kemudian dijual kepada tengkulak dengan harga 4.500 rupiah per kilogram untuk dipasarkan kembali.
Namun sayangnya, usaha budidaya blewah yang dikembangkan para petani ini, masih bersifat mandiri. Petani buah blewah setempat berharap agar pemerintah dapat membantu untuk membuatkan check dam untuk mengantisipasi jika terjadi banjir, agar lahan pertanian tidak terendam saat musim penghujan tiba. Dibutuhkan peran serta dan perhatian pemerintah agar budidaya blewah ini, mampu berkembang lebih maju, dan lebih menguntungkan bagi para petani.
