NGAWI - Dengan sentuhan seni yang dimilikinya, muhamad kholil, 40 tahun, di pondok pesantren roudlotul falah didesa karang malang, kecamatan kasreman, kabupaten ngawi, akhirnya berhasil mengkreasikan pelepah pisang menjadi beberapa macam barang yang memiliki nilai jual.
Seperti tutup saji, hingga aneka songkok, atau yang lebih dikenal dengan peci. Mulai peci natural, bulat, tiga dimensi, dan kuba, semua terbuat dari pelepah pisang. Cara pembuatanya pun tidak susah. Pohon pisang hanya butuh dikuliti untuk diambil pelepahnya saja.
Setelah itu dijemur selama 10 hari untuk membuatnya kering, sehingga bisa diolah menjadi beberapa kerajinan. Bisa dijahit, dikepang, ditempel, atau dikombinasi dengan media lain. Kerajian dari pelepah pisang ini berawal dari muhamad kholil melihat pohon pisang yang banyak dibuang karena dinggap tidak lagi produktif.
Dibantu santri, dan warga sekitar pondok, ia pun, tergerak untuk menghasilkan karya seni dari barang yang sudah dianggap sebagai sampah tersebut. Apalagi disekitar pondok banyak pohon pisang. Atas dasar itulah , sejak satu tahun yang lalu, muhamad kholil, mengolah pohon pisang tersebut menjadi barang yang bermanfaat. Seperti peci yang ramah lingkungan.
Untuk pembuatan 5 peci, muhamad kholil, dibantu santri dan warga sekitar pondok, hanya membutuhkan waktu satu hari saja penyelesaiannya. Begitu juga dengan tutup saji. Selain dipasarkan dikalangan lokal, kerajinan pelepah pisang, juga dicoba dipasarkan ke luar daerah.
Soal harga ekonomis, mulai dari 25 ribu, hingga 85 ribu rupiah, per peci, melihat tingkat kesulitan pembutannya. Begitu juga harga tutup saji dari 100 ribu, hingga 150 ribu rupiah.
Seperti tutup saji, hingga aneka songkok, atau yang lebih dikenal dengan peci. Mulai peci natural, bulat, tiga dimensi, dan kuba, semua terbuat dari pelepah pisang. Cara pembuatanya pun tidak susah. Pohon pisang hanya butuh dikuliti untuk diambil pelepahnya saja.
Setelah itu dijemur selama 10 hari untuk membuatnya kering, sehingga bisa diolah menjadi beberapa kerajinan. Bisa dijahit, dikepang, ditempel, atau dikombinasi dengan media lain. Kerajian dari pelepah pisang ini berawal dari muhamad kholil melihat pohon pisang yang banyak dibuang karena dinggap tidak lagi produktif.
Dibantu santri, dan warga sekitar pondok, ia pun, tergerak untuk menghasilkan karya seni dari barang yang sudah dianggap sebagai sampah tersebut. Apalagi disekitar pondok banyak pohon pisang. Atas dasar itulah , sejak satu tahun yang lalu, muhamad kholil, mengolah pohon pisang tersebut menjadi barang yang bermanfaat. Seperti peci yang ramah lingkungan.
Untuk pembuatan 5 peci, muhamad kholil, dibantu santri dan warga sekitar pondok, hanya membutuhkan waktu satu hari saja penyelesaiannya. Begitu juga dengan tutup saji. Selain dipasarkan dikalangan lokal, kerajinan pelepah pisang, juga dicoba dipasarkan ke luar daerah.
Soal harga ekonomis, mulai dari 25 ribu, hingga 85 ribu rupiah, per peci, melihat tingkat kesulitan pembutannya. Begitu juga harga tutup saji dari 100 ribu, hingga 150 ribu rupiah.