JOMBANG - Berkah pandemi kembali dirasakan oleh para peternak lebah di kabupaten jombang. Salah satunya adalah syamsiran, peternak lebah di desa sambirejo, kecamatan wonosalam, jombang. Di sela-sela pekerjaan utamanya sebagai guru sekolah dasar, sejak 38 tahun lalu, samsiran mengisi waktu luangnya dengan beternak lebah.
Hasilnya, setiap bulan samsiran bisa menjual ratusan kilogram madu dari lebah peliharannya tersebut. Bahkan sejak masa pandemi covid-19, menurut samsiran, permintaan madu dari masyarakat meningkat pesat.
Peningkatan pesanannya bahkan mencapai 300 persen atau 3 kali lipat di bandingkan hari biasanya. Jika pada hari biasa samsiran hanya dapat menjual rata-rata 1 ton madu, sejak pandemi seperti sekarang, peningkatan penjualannya bisa mencapai 3 ton madu perbulan.
Dengan harga madu rata-rata 100 ribu rupiah perkilogram, maka omset yang bisa diraup samsiran dapat mencapai 300 juta rupiah perbulan. Hasil yang tentunya sangat banyak dibandingkan dengan pekerjaan utamanya sebagai guru sekolah dasar. Apalagi menjadi peternak lebah madu terbilang gampang gampang susah. Tidak sedikit yang tidak bertahan hingga meninggalkan pekerjaan 'angon' lebah ini.
Hasilnya, setiap bulan samsiran bisa menjual ratusan kilogram madu dari lebah peliharannya tersebut. Bahkan sejak masa pandemi covid-19, menurut samsiran, permintaan madu dari masyarakat meningkat pesat.
Peningkatan pesanannya bahkan mencapai 300 persen atau 3 kali lipat di bandingkan hari biasanya. Jika pada hari biasa samsiran hanya dapat menjual rata-rata 1 ton madu, sejak pandemi seperti sekarang, peningkatan penjualannya bisa mencapai 3 ton madu perbulan.
Dengan harga madu rata-rata 100 ribu rupiah perkilogram, maka omset yang bisa diraup samsiran dapat mencapai 300 juta rupiah perbulan. Hasil yang tentunya sangat banyak dibandingkan dengan pekerjaan utamanya sebagai guru sekolah dasar. Apalagi menjadi peternak lebah madu terbilang gampang gampang susah. Tidak sedikit yang tidak bertahan hingga meninggalkan pekerjaan 'angon' lebah ini.