JOMBANG - Kenaikan harga kedelai impor terus dikeluhkan oleh perajin tempe. Salah satunya perajin asal desa tinggar, kecamatan bandarkedungmulyo, jombang. Perajin ini mengaku harus pandai mengatur ukuran agar pembelinya tidak merasa keberatan. Pasalnya untuk menaikan harga dirasa sudah tidak memungkinkan.
Kenaikan harga kedelai impor ini sebenarnya sudah terjadi sejak empat bulan lalu, hanya saja sampai saat ini belum ada tanda harga kedelai turun. Kenaikan harga kedelai dari enam ribu setengah menjadi sepuluh ribu lima ratus per kilogramnya.
Umi hasanah, salah satu perajin mengaku hanya bisa mengurangi ukuran tempe. Jika setiap papan yang biasanya berisi 50 buah tempe kini diperkecil ukuran bisa menjadi 60 buah. Kenaikan bahan ini memang dirasakan berat oleh perajin yang berdampak keuntungan yang berkurang.
Selain itu perjarin dampak tingginya harga bahan baku kedelai membuat perajin mengurangi jumlah pembeliannya. Jika sebelumnya perajin bisa membeli kedelai import satu ton untuk 10 hari, kini hanya mampu membeli 70 kg dalam sehari untuk kebutuhan sekali olahan.
Omset penjualan perajinpun juga mengalami penurunan dari 10 juta perbulan kini menjadi 7 juta perbulan. Mereka berharap ada campurtangan pemerintah untuk menekan harga kedelai agar tidak terus naik tidak terkendali.
Kenaikan harga kedelai impor ini sebenarnya sudah terjadi sejak empat bulan lalu, hanya saja sampai saat ini belum ada tanda harga kedelai turun. Kenaikan harga kedelai dari enam ribu setengah menjadi sepuluh ribu lima ratus per kilogramnya.
Umi hasanah, salah satu perajin mengaku hanya bisa mengurangi ukuran tempe. Jika setiap papan yang biasanya berisi 50 buah tempe kini diperkecil ukuran bisa menjadi 60 buah. Kenaikan bahan ini memang dirasakan berat oleh perajin yang berdampak keuntungan yang berkurang.
Selain itu perjarin dampak tingginya harga bahan baku kedelai membuat perajin mengurangi jumlah pembeliannya. Jika sebelumnya perajin bisa membeli kedelai import satu ton untuk 10 hari, kini hanya mampu membeli 70 kg dalam sehari untuk kebutuhan sekali olahan.
Omset penjualan perajinpun juga mengalami penurunan dari 10 juta perbulan kini menjadi 7 juta perbulan. Mereka berharap ada campurtangan pemerintah untuk menekan harga kedelai agar tidak terus naik tidak terkendali.