KABAR APIK - Anggota Komisi IX DPR RI, H. Abidin Fikri, S.H.,M.H bersama BKKBN Jawa Timur menyelenggarakan sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga dan Kelompok Sasaran Bangga Kencana di Desa Merkawang, Tambakboyo, Tuban, Rabu, (8/9/2021). Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Andhi Hartanto, S.Pd. menyampaikan bahwa acara ini terselenggara berkat kerjasama kemitraan Bapak Abidin Fikri selaku Anggota Komisi IX DPR RI dengan BKKBN. “kami berharap acara ini memberi pemahaman kepada masyarakat dan meneruskan informasi yang baik kepada masyarakat untuk pencegahan stunting," harap Andhi.
Drs. Hadi Jupri, M.Ikom. selaku perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa dan keluarga berencana kabupaten Tuban menyampaikan bahwa angka stunting dan pernikahan dini di Tuban masih cukup tinggi sehingga perlu gotong royong untuk menanggulanginya.
Sementara itu Dra. Sofia Hanik, MM, Koordinator Bidang APDIN, BKKBN Jawa Timur menjelaskan bahwa stunting adalah status gizi buruk, jika ada yang kerdil belum tentu stunting. "Saat ini Indonesia ada di peringkat ke empat tertinggi kasus stuntingnya. Maka masyarakat harus memahami bagaimana cara pencegahan stunting dengan cara mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan, dengan memberikan gizi yang cukup dan disiplin memeriksa perkembangan janin ke fasilitas kesehatan," jelas Hanik.
Sementara itu dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes, Widyaiswara Utama BKKBN memaparkan mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program BKKBN.
"Program Bangga Kencana dan Penuntasan Stunting menjadi fokus utama BKKBN, selain itu kami juga menghimbau agar generasi muda menghindari penyalahgunaan narkoba," pesan Abidinsyah.
Drs. Hadi Jupri, M.Ikom. selaku perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa dan keluarga berencana kabupaten Tuban menyampaikan bahwa angka stunting dan pernikahan dini di Tuban masih cukup tinggi sehingga perlu gotong royong untuk menanggulanginya.
Sementara itu Dra. Sofia Hanik, MM, Koordinator Bidang APDIN, BKKBN Jawa Timur menjelaskan bahwa stunting adalah status gizi buruk, jika ada yang kerdil belum tentu stunting. "Saat ini Indonesia ada di peringkat ke empat tertinggi kasus stuntingnya. Maka masyarakat harus memahami bagaimana cara pencegahan stunting dengan cara mengoptimalkan 1000 hari pertama kehidupan, dengan memberikan gizi yang cukup dan disiplin memeriksa perkembangan janin ke fasilitas kesehatan," jelas Hanik.
Sementara itu dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes, Widyaiswara Utama BKKBN memaparkan mengenai peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program BKKBN.
"Program Bangga Kencana dan Penuntasan Stunting menjadi fokus utama BKKBN, selain itu kami juga menghimbau agar generasi muda menghindari penyalahgunaan narkoba," pesan Abidinsyah.
