TUBAN - Seperti inilah detik-detik truk kontainer saat memasuki sebuah gang sempit di tengah pemukiman warga di desa sobontoro, kecamatan tambakboyo, kabupaten tuban, yang direkam oleh warga. Kendaraan besar ini terlihat cukup kesulitan, karena lebar jalan desa ukurannya hampir sama dengan lebar kontainer. Sementara itu, kanan kiri jalan yang dilewati kontainer sudah mepet dengan bangunan rumah warga.
Lalu lalang truk kontainer seperti ini berlangsung setidaknya empat kali seminggu. Kendaraan berat keluar masuk untuk mengangkut barang dari pabrik pengolahan ikan yang beroperasi di ujung gang. Akibatnya, ketenangan warga sekitar terusik.
Sebagai bentuk protes, warga menempel kertas berisi tuntutan dan keluhan di depan rumah mereka. Pasalnya, protes telah berulangkali dilakukan warga, namun tidak digubris oleh pihak perusahaan.
Kontainer yang masuk gang sempit ini, tak jarang menabrak bangunan rumah, sehingga menyebabkan kerusakan. Diantaranya pada pagar, genteng, dan retak-retak pada tembok. Bahkan aktifitas truk pengangkut limbah kerap meninggalkan bau yang membuat warga mengalami mual, pusing, hingga muntah-muntah.
Diketahui, pabrik pengolahan ikan ini telah beroperasi selama tiga puluh tahun. Awalnya, truk kontainer menunggu di tepi jalan pantura, sedangkan yang masuk melintasi gang hanya kendaraan kecil. Namun, beberapa tahun belakangan, langsung masuk menuju pabrik yang ada di ujung gang.
Terkait ijin lalu lintas, perusahaan diketahui telah mengajukan analisis dampak lalu lintas atau andalalin ke kementrian perhubungan. Namun, pada sidang pertama, perusahaan direkomendasikan agar membuat jalan alternatif lain. Untuk memecahkan masalah ini, dinas perhubungan kabupaten tuban, akan segera menggelar mediasi antara kecamatan, desa, pihak pabrik dan warga.
Warga berharap, pabrik tetap beroperasi. Namun aktifitas kontainer dialihkan tidak melewati gang pemukiman warga.
