BOJONEGORO - Kondisi tersebut seperti yang dirasakan para petani di desa glagahan, kecamatan sugihwaras, kabupaten bojonegoro. Musim panen tak sepenuhnya disambut gembira para petani setempat. Hal ini dikarenakan harga jual cabe merah besar yang mereka budidayakan, tidak sesuai harapan. Yakni, hanya berkisar tujuh ribu lima ratus hingga delapan ribu rupiah per kilogram.
Meski harga sudah mulai merangkak naik sejak sepekan terakhir, atau sejak pemetikan yang ke tujuh.
Harga cabe yang berangsur ini, cukup membuat petani setempat cukup bahagia. Meski tidak seperti musim panen sebelumnya, harga cabe merah besar saat itu, tergolong tinggi. Hingga menembus kisaran 15 ribu rupiah per kilogram.
Salahsatu petani setempat, heru saputra, mengaku cukup lega, setelah harga cabe kini mulai merangkak naik. Bersamaan dengan menurunnya kasus pandemi covid-19 yang masih terjadi. Padahal menurutnya, kualitas hasil panen musim ini, tergolong cukup baik, serta minim dari gangguan hama.
Hal ini, dibuktikan dengan buah cabe yang tidak mudah rontok maupun membusuk. Sekali petik, untuk lahan seluas 100 meter persegi. Musim ini, mampu menghasilkan rata-rata hingga enam karung cabe, kualitas terbaik.
Namun karena harga jual cabe yang rendah. Membuat petani resah. Mereka khawatir kondisi tersebut, akan terus berlanjut, sehingga dapat menyebabkan kerugian yang besar.
Atas kondisi ini, para petani mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pemerintah turun tangan, sehingga harga cabe merah besar kembali stabil. Setidaknya bertahan dikisaran 15 ribu rupiah per kilogram, sehingga tak membuat petani, merugi.