TUBAN - Sektor wisata di kabupaten tuban, kembali bergeliat. Salahsatu yang ramai menjadi jujugan wisatawan adalah kebun wisata petik jambu kristal di desa sukoharjo, kecamatan bancar, kabupaten tuban. Berjarak 45 kilometer dari pusat kota tuban, wisata alam ini tidak pernah sepi pengunjung.
Bahkan setelah hampir dua tahun tutup karena pandemi, wisata petik jambu kristal kembali diserbu pengunjung. Berada di perbatasan jawa timur dan jawa tengah, pengunjung tak hanya warga lokal. Banyak wisatawan luar daerah, seperti rembang, pati, semarang, hingga jawa barat.
Dalam area seluas empat hektar ini, terdapat sebanyak empat ribu pohon jambu kristal. Pohon-pohon ini ditanam menggunakan pola silang, sehingga dapat menghasilkan buah secara bergantian. Hal ini membuat pengunjung yang datang dapat selalu menemukan buah siap petik.
Posisi buah yang tidak terlalu tinggi memudahkan pengunjung untuk memetik, tanpa harus usah payah memanjat batang. Hanya dengan membayar tiket masuk Rp. 20.000 per orang, pengunjung bisa makan jambu kristal sepuasnya langsung dari pohonnya.
Jambu kristal tuban ini punya banyak penggemar, karena terasa khas. Selain rasanya manis, tekstur daging buahnya juga renyah seperti buah apel. Dan yang paling mencolok adalah bijinya sedikit.
Saat libur akhir pekan, pengunjung mampu mencapai lima ratus orang per hari. Namun di masa pandemi covid-19, pengunjung masih bertahan pada kisaran dua ratus orang per hari.
Meski gratis makan di tempat, namun pengunjung yang hendak membawa pulang jambu kristal dikenakan tarif Rp. 20.000 per kilogram. Sementara tiket masuk lokasi pengunjung dewasa Rp. 15.000, dan anak-anak Rp. 10.000.
Wisata kebun ini dulunya merupakan lahan tandus, yang bergantung pada musim penghujan. Namun berkat kegigihan kusnadi, lahan seluas empat hektar ini disulap penuh pohon jambu kristal. Kini hampir setiap hari kebun jambu mampu menghasilkan buah siap petik. Bahkan saat panen raya sedikitnya 16 ton jambu segar dihasilkan.
Bahkan setelah hampir dua tahun tutup karena pandemi, wisata petik jambu kristal kembali diserbu pengunjung. Berada di perbatasan jawa timur dan jawa tengah, pengunjung tak hanya warga lokal. Banyak wisatawan luar daerah, seperti rembang, pati, semarang, hingga jawa barat.
Dalam area seluas empat hektar ini, terdapat sebanyak empat ribu pohon jambu kristal. Pohon-pohon ini ditanam menggunakan pola silang, sehingga dapat menghasilkan buah secara bergantian. Hal ini membuat pengunjung yang datang dapat selalu menemukan buah siap petik.
Posisi buah yang tidak terlalu tinggi memudahkan pengunjung untuk memetik, tanpa harus usah payah memanjat batang. Hanya dengan membayar tiket masuk Rp. 20.000 per orang, pengunjung bisa makan jambu kristal sepuasnya langsung dari pohonnya.
Jambu kristal tuban ini punya banyak penggemar, karena terasa khas. Selain rasanya manis, tekstur daging buahnya juga renyah seperti buah apel. Dan yang paling mencolok adalah bijinya sedikit.
Saat libur akhir pekan, pengunjung mampu mencapai lima ratus orang per hari. Namun di masa pandemi covid-19, pengunjung masih bertahan pada kisaran dua ratus orang per hari.
Meski gratis makan di tempat, namun pengunjung yang hendak membawa pulang jambu kristal dikenakan tarif Rp. 20.000 per kilogram. Sementara tiket masuk lokasi pengunjung dewasa Rp. 15.000, dan anak-anak Rp. 10.000.
Wisata kebun ini dulunya merupakan lahan tandus, yang bergantung pada musim penghujan. Namun berkat kegigihan kusnadi, lahan seluas empat hektar ini disulap penuh pohon jambu kristal. Kini hampir setiap hari kebun jambu mampu menghasilkan buah siap petik. Bahkan saat panen raya sedikitnya 16 ton jambu segar dihasilkan.
