TUBAN - Sepintas, sekolah dasar negeri kembangbilo dua di kecamatan kota, kabupaten tuban, nampak baik-baik saja. Bangunan kelas dan kantor serta papan nama sekolah masih gagah berdiri. Namun jika diamati, fasilitas pendidikan ini terasa sunyi dan tak ada aktifitas guru maupun siswa.
Diketahui, SDN kembangbilo dua ini sudah ditutup permanen oleh dinas pendidikan kabupaten tuban. Penutupan dilakukan karena beberapa tahun terakhir sekolah tidak pernah mendapat siswa baru. Sementara siswa kelas enam dan kelas empat sebanyak delapan anak dialihkan ke SDN kembangbilo satu.
Kesulitan mendapat siswa baru ini dirasakan SDN kembangbilo dua sejak sepuluh tahun terakhir. Selain berada cukup dekat dengan pusat kota tuban, di desa kembangbilo sendiri terdapat tiga sekolah, sehingga persaingan antar sekolah cukup ketat. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya angka kelahiran warga desa kembangbilo yang hanya sekitar 40 bayi per tahun.
Menurut kepala SDN kembilo i dan II tuban, joko supeno, berkurangnya siswa di SDN kembalilo II terjadi mulai tahun 2010 lalu. Rendahnya angka kelahiran di desa setempat, menjadi salah satu faktor utamanya. Sehingga siswanya kemudian dimutasi ke SDN kembangbilo i.
Sementara itu, fenomena sekolah ditutup permanen dan digabung dengan sekolah lain ini ternyata merata terjadi di wilayah kabupaten tuban. Hingga kini, terdapat sebanyak delapan belas sekolah dasar negeri di tuban yang ditutup karena berbagai alasan.
Menurut dinas pendidikan, tidak seluruh sekolah yang digabung karena masalah kekurangan siswa. Beberapa sekolah digabung karena masalah sarana dan prasarana. Seperti SDN rengel satu digabung dengan SDN rengel tiga, karena sekolah dengan siswa melimpah itu tidak memiliki lahan cukup untuk berkegiatan.