BOJONEGORO - Kondisi tersebut seperti yang dirasakan para petani di desa tlogoagung, kecamatan kedungadem, kabupaten bojonegoro. Harga tembakau kering yang terus merosot sejak sepekan terakhir, membuat para petani setempat, kini menjadi resah. Mereka khawatir, merosotnya harga tembakau ini, makin tak terkendali sehingga membuat mereka merugi.
Saat ini, harga tembakau kering rajang daun tengah, tinggal berkisar 12 ribu rupiah per kilogram, atau turun drastis dibanding sepekan sebelumnya yang mencapai kisaran harga 23 ribu rupiah per kilogram. Sementara untuk daun atas atau kualitas rendah, tinggal berkisar 10 ribu rupiah perkilogram dari harga sebelumnya yang mencapai kisaran 20 ribu rupiah per kilogramnya.
Sejumlah petani tembakau, mengaku tak mengetahui pasti, penyebab anjloknya harga tembakau, musim ini. Harga tembakau tiba-tiba anlok begitu saja, ketika memasuki puncak musim panen, yakni melewati pemetikan yang ketiga dan keempat, atau golongan daun tengah ke atas.
Kesulitan petani ini, masih diperparah dengan keadaan cuaca yang tak stabil akhir-akhir ini. Langit mendung, mendadak hujan, menyebabkan proses pengeringan tak maksimal, kondisi ini, berpengaruh pada kualitas produksi tembakau petani. Tembakau yang rusak karena tak mendapat panas yang cukup, hanya laku dijual dengan harga murah, berkisar 4 ribu hingga 6 ribu rupiah saja perkilogramnya.
Hal ini karena pengolahan tembakau umumnya, sangat mengandalkan cuaca terik dan panas, terutama saat proses pengeringan yang masih mengandalkan sinar matahari. Terus merosotnya harga tembakau ini, membuat petani khawatir. Sebab, sangat mengancam pendapatan mereka, atau bahkan mengalami kerugian yang cukup besar.
Atas kondisi ini, para petani mengaku hanya dapat pasrah. Mereka berharap pemerintah turun tangan, sehingga harga tembakau kembali naik, dan tidak membuat petani semakin merugi.