NGAWI - Sebanyak 130 kepala keluarga di dusun wonorejo desa ngrimbi, kecamatan bareng, kabupaten jombang, harus mengantre setiap dua hari sekali. Pemukiman di lereng gunung anjasmoro ini, sejak empat bulan terakhir dilanda kekeringan. Tandon air yang biasanya digunakan warga memenuhi kebutuhan sehari-hari mengering dan sudah tidak terisi.
Untuk memenuhi kebutuhan air, warga mengandalkan bantuan dari air bersih dari bpbd. Warga harus mengantrekan wadah yang dikumpulkan jadi satu di rumah salah satu warga untuk pengisian air bersih.
Poniran salah satu warga setempat mengaku, kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Saat musim kemarau, warga di dusun ini selalu mengalami kesulitan air. Dalam satu antrean, warga rata-rata hanya bisa mendapatkan 20 liter air bersih. Air tersebut biasanya digunakan untuk kehidupan sehari-hari mulai dari memasak, mencuci pakaian hingga dibuat untuk mandi. Sayangnya, bantuan tersebut dirasa masih kurang.
Sementara itu, samsul hadi kepala desa ngrimbi mengatakan. Kondisi satu dusun di desanya ini memang kesulitan air. Terutama saat musim kemarau, sumber air tidak bisa keluar. Warga berharap ada pengeboran sumber mata air karena kebutuhan air sangat perlu.
Selain mendapatkan droping air bersih dari bpbd jombang yang dilakukan selama dua hari sekali, warga juga bisa mendapatkan air bersih dari desa tetangga dengan jarak tempuh dari pengambilan sekitar 3 kilometer. Mereka berharap ada solusi permanen untuk mengatasi persoalan yang sudah ada sejak dulu.