BLITAR - Pandemi covid-19 tak menyurutkan semangat pemerintah kabupaten, blitar untuk tetap melestarikan warisan budaya daerah, seperti kegiatan rutin tahunan prosesi sirama atau jamasan gong kyai pradah yang digelar di kamis siang, di alun-alun eks kawedanan lodoyo, kecamatan sutojayan kabupaten blitar.
Jamasan gong kyai pradah merupakan ritual budaya yang rutin dilaksanakan oleh masyarakat sekitar lodoyo di kecamatan sutojayan, kabupaten blitar.
Ritual ini digelar dua kali dalam setahun yakni setiap 1 syawal dan rabiul awal bertepatan dengan maulid nabi muhamamd saw.
Biasanya, kegiatan siraman,jamasan gong kyai pradah ini dihadiri oleh ribuan warga untuk berebut air bekas cucian dari gong pusaka tersebut. Namun kali ini pemkab sengaja melakukan pembatasan untuk mencegah kerumunan yang berpotensi menjadi kluster penyebaran covid-19.
Menurut rahmat santoso, jamasan gong kyai pradah merupakan tradisi budaya daerah yang harus diuri-uri dan tetap dilestarikan. Menurutnya prosesi jamasan kali dilakukan dengan sederhana karena masih suasana pandemi.
Dirinya berharap, pandemi covid-19 segera berlalu sehingga rangkaian kegiatan-kegiatan tradisi budaya seperti ini bisa dihadiri banyak orang.
Warga berharap setelah kegitan ritual jamasan kyai pradah warga di beri keselamatan, diberikan panjang umur, rezeki melimpah dan covid 19 segera sirna, sehingga perekonomian segera pulih kembali.