TUBAN - Sekilas, lahan pertanian cabai besar pluntir di desa pucangan, kecamatan montong, kabupaten tuban, ini nampak baik-baik saja. Tanaman cabai tumbuh subur dan menghasilkan cabai segar siap panen. Namun jika diamati lebih dekat, sebagian besar buah cabai yang masih menggantung ini rusak serta berlubang.
Kondisi ini disebabkan serangan hama tikus yang terus meningkat memasuki masa panen. Hewan pengerat ini memakan cabai siap panen, mulai dari kulit hingga bagian dalam buahnya. Mereka memakan cabai langsung dari pohon, dan sebagian dibawa masuk menuju sarang.
Akibatnya hasil panen menurun lima puluh persen. Jika biasanya lahan seluas dua ribu meter persegi mampu menghasilkan sepuluh karung cabai setiap kali panen, maka kini hanya mendapat lima karung saja.
Petani mengaku kesulitan menanggulangi serangan hama tikus. Jika diobati, tikus akan semakin ganas merusak tanaman. Sehingga untuk mengurangi resiko kerusakan, petani mencoba memberi makan tikus menggunakan jagung yang disebar sekitar sarangnya.
Beruntung, petani terbantu dengan harga cabai, sehingga tidak sampai merugi besar, pada musim panen kali ini cabai besar pluntir dihargai Rp. 18.000 per kilogram, lebih tinggi dibanding sebelumnya yang hanya Rp. 8.000 per kilogram.