TUBAN - Para pengusaha tahu di kabupaten tuban, mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor yang terjadi secara bertahap sejak pandemi covid-19 masuk indonesia 2020 lalu. Harga kedelai impor kini, menembus harga 10.200 perkilogram. Padahal sebelum pandemi, kenaikan tertinggi maksimal dikisaran harga 8.000 rupiah perkilogram.
Kenaikan harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama tahu, salah satunya dikeluhkan oleh pengusaha tahu di desa mandirejo, kecamatan merakurak, kabupaten tuban. Sejak pandemi covid-19, usaha tahu milik mat yani, warga desa setempat ini beberapakali sempat terancam gulung tikar, akibat biaya operasional tak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan.
Kini, untuk tetap bertahan, mat yani terpaksa memperkecil ukuran tahu yang ia jual. Selain itu, harga tahu yang ia jual juga dinaikkan, dari semula perpetak 25.000 rupiah, menjadi 28.000 rupiah perpetak.
Menurut mat yani, kenaikan harga kedelai impor ini terus terjadi secara bertahap sejak pandemi. Harga kedelai impor yang semula dijual 7.500 rupiah perkilogram, kini naik hingga menembus harga 10.200 rupiah perkilogram. Padahal, sebelum pandemi, kenaikan tertinggi hanya dikisaran harga 8.000 rupiah perkilogram.
Meski sudah mengurangi ukuran dan menaikkan harga jual tahu. Namun, keuntungan yang didapatkan tidaklah seberapa. Mat yani hanya berharap, usaha tahu miliknya tetap beroperasi dan bertahan di tengah pandemi.
Atas kondisi ini, para pengusaha tahu berharap, pemerintah turun tangan dan membantu menurunkan harga kedelai impor di pasaran. Sehingga usaha tahu bisa terus berjalan dan mendapatkan keuntungan seperti sediakala.