TUBAN - Proses pencarian korban perahu terbalik di sungai bengawan solo perbatasan tuban-bojonegoro, memasuki hari keempat. Sabtu pagi, tim sar gabungan melakukan pencarian dari titik posko induk di desa ngadirejo, kecamatan rengel, kabupaten tuban.
Hingga saat ini dari 9 korban yang hilang, 5 diantaranya berhasil ditemukan, sementara 4 korban lain masih dalam pencarian tim sar gabungan. Sementara itu, keluarga korban yang hilang dalam tragedi perahu terbalik tersebut, menggelar ritual dan berdoa di tepi sungai bengawan solo setempat.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh yuasih, warga desa ngandong, kecamatan grabagan, tuban. Ia merupakan kandung dedi setyo, salah satu korban hilang dari tragedi perahu terbalik di sungai bengawan solo.
Didampingi dua anggota tni, yuasi menggelar ritual dan doa. Diawali dengan membacakan serangkaian doa yang tertulis pada selembar kertas, yuasih kemudian mengambil segenggam tanah tanggul. Tanah kemudian digendong bersama pakaian sang anak yang dibawahnya dari rumah.
Dedi setyo diketahui merupakan salahsatu penumpang perahu yang mengalami terbalik. Pemuda 30 tahun itu berpamitan hendak ke bojonegoro untuk membeli bawang merah. Aktifitas ini sebenarnya sudah menjadi rutinitas korban setiap hari.
Diberitakan sebelumnya, sebuah perahu penyeberangan sungai bengawan solo di perbatasan tuban-bojonegoro terbalik. Sebanyak 19 penumpang bersama motor yang mereka bawa hanyut terbawa berasnya arus sungai. Dalam insiden ini, 10 penumpang berhasil selamat, sementara 9 dinyatakan hilang.