TUBAN - Upaya pencarian korban perahu terbalik di sungai bengawan solo perbatasan kabupaten tuban dengan bojonegoro, telah memasuki hari keenam. Senin pagi, areal pencarian korban hilang, diperluas hingga ke ujung pangkah, kabupaten gresik. Pencarian dilakukan oleh tim sar gabungan di air menggunakan perahu karet, serta penyisiran di darat sepanjang aliran sungai bengawan solo.
Selain fokus melakukan pencarian korban hilang, petugas gabungan dibantu warga juga melakukan pencarian bangkai kapal terbalik di sekitar lokasi kejadian, di desa ngadirejo, kecamatan rengel, tuban. Pencarian dilakukan menggunakan sejumlah perahu tradisional milik warga dan perahu milik tim sar gabungan.
Pencarian bangkai perahu dilakukan menggunakan metode jangkar, sesuai dengan keahlian warga sekitar bengawan solo setempat. Dengan metode ini, warga yakin mampu menaikkan objek bangkai perahu atau kendaraan penumpang ke permukaan. Namun, hingga senin siang, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Meski demikian, basarnas tetap fokus dan mengutamakan pencarian penumpang perahu yang hilang dan hingga kini belum ditemukan, yakni sebanyak empat orang.
Sementara itu, berdasarkan data dari posko induk sar gabungan, korban yang masih dalam pencarian yaitu, erma fitriani, 27 tahun, warga kanor, bojonegoro. Sutri, 60 tahun warga desa maibit rengel, tuban. Dedi setyo, 30 tahun warga desa ngandong, kecamatan grabagan, tuban. Dan terakhir, arifin, 29 tahun warga desa ngandong, kecamatan grabagan.