BOJONEGORO - Kondisi tersebut, seperti yang menimpa para petani cabai di desa panjang, kecamatan kedungadem, kabupaten bojonegoro, jawa timur. Dampak cuaca buruk yang ditandai dengan curah hujan tinggi. Membuat cabai yang mereka tanam, rusak. Batang dan daun tanaman mendadak layu dan mengering, sedangkan buah cabai mulai membusuk hingga sebagian rontok ke tanah. Kondisi ini menyebabkan hasil panen petani turun drastis.
Sekali petik, untuk lahan berkapasitas dua ribu batang, kini hanya mampu menghasilkan rata-rata dua karung saja atau merosot dari sebelumnya yang mampu menghasilkan hingga enam karung cabai untuk sekali pemetikan.
Ironisnya, kondisi ini masih diperparah dengan merebaknya hama lalat buah, sehingga kualitas cabai hasil panen musim ini, makin buruk dengan harga jual yang sangat rendah.
Jika normalnya, harga cabai ditingkat petani masih berkisar 15 hingga 20 ribu rupiah perkilogram. Namun kini hanya laku dikisaran enam ribu rupiah saja tiap kilogramnya.
Atas kondisi ini, para petani mengaku hanya dapat pasrah. Mereka tetap memanen cabai yang tersisa, meski harus menanggung kerugian yang cukup besar, mencapai jutaan rupiah.
Menghadapi situasi ini. Para petani berencana akan mengganti pola tanam cabai dengan tanaman padi yang di nilai lebih tahan air. Mereka berharap hasil panen padi nantinya, lebih menguntungkan sehinga membuat petani lebih sejahtera.