BOJONEGORO – Makanan sehat menjadi poin penting dalam dunia kuliner. Seperti Sego Ces atau Nasi Ces khas masyarakat Samin, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Proses masaknya tanpa menggunakan minyak. Manis, asin, dan gurih semakin memperkaya rasa.
Berbagai kuliner khas desa tersaji di antara tenda-tenda yang tersusun di antara jalan berundak. Salah satunya Sego Ces dan menjadi ikon kuliner baru dari Kabupaten Bojonegoro yang diresmikan dan diperlombakan saat acara Festival Samin ke-5, di Lapangan Bumi Perkemahan, Dusun Jepang, Desa Margomulyo Minggu (14/11/2021). Ada tiga warga yang menjadi pemenang dalam kontes tersebut. Antara lain Juara 1 diraih oleh Jami, Juara 2 diraih Ginarti, dan Sumarsini sebagai Juara 3.
Sumarsini menjelaskan, sego ces asli menggunakan kreweng. Kreweng adalah pecahan genting yang sudah tidak terpakai. Sementara sego ces adalah sajian berbagai menu desa. Utamanya, olahan parut kelapa seperti urap yang proses masaknya mengeluarkan bunyi ces. Sementara, lauk pendamping lainnya ada tempe bacem, dan aneka lauk seperti ayam ungkep. Disuguhkan bersama nasi yang dibungkus godong jati.
Namun, saat ini Sumarsini mengatakan, Sego Ces sudah berinovasi tanpa menggunakan kreweng. Alias, cara olah kelapa parut ditongseng tanpa minyak. “Untuk bumbunya seperti biasa. Bawang merah, bawang putih, daun jeruk, gula, garam. Terus ada samir itu daun jati sebagai pembungkus Sego Ces. Khas dari Samin, kita mengolahnya tanpa menggunakan minyak.”
Sementara untuk harga, Sumarsini dan warga tidak mematok terlalu tinggi. Kisaran Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu tergantung isian menu. Dengan harapan, pembangunan desa wisata berbasis budaya samin menjadi ikon baru yang dapat menunjang perekonomian desa.