BOJONEGORO - Cuaca buruk berupa hujan deras yang terjadi sebulan terakhir, menyebabkan produksi gerabah di kabupaten bojonegoro menurun drastis. Kondisi tersebut dirasakan para produsen di wisata edukasi gerabah desa rendeng, kecamatan malo, kabupaten bojonegoro.
Curah hujan tinggi membuat produksi gerabah yang di buat oleh para pengrajin tidak kering. Akibatnya, hasil produksi menurun drastis.
Pada saat musim kemarau, para pengrajin gerabah biasanya bisa memproduksi sekitar 50 sampai 100 kerajinan gerabah dalam sehari. Namun pada musim penghujan ini, dalam sehari para pengrajin hanya dapat menghasilan 10 sampai 15 gerabah saja.
Menurut para pengrajin gerabah, curah hujan yang tinggi membuat proses produksi memakan waktu hingga lebih dari 7 hari. Padahal, jika cuaca normal, hanya memerlukan waktu 2 atau 3 hari.
selain itu, jika hujan terjadi, para pengrajin juga tidak dapat mengambil bahan baku tanah untuk produksi. Hal tersebut dikarenakan, pengambilan bahan baku tanah berada pegunungan di tengah hutan, dan jaraknya pun sangat jauh dari rumah para pengrajin, yakni berjarak kurang lebih sekitar 3 km.
Para pengrajin gerabah berharap, cuaca bisa kembali normal sehingga produksi gerabah bisa kembali normal.