BOJONEGORO – Dalam upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kewaspadaan terjadinya bencana, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 (JTB) Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina menggelar simulasi pelatihan Rintisan Desa Siaga Bencana.
Kegiatan ini kerjasama PEPC dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Paratazkia yang ada di Desa Pelem, Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur pada Kamis (05/01/2021).
JTB Site Office & PGA Manager PEPC JTB Edy Purnomo saat di lokasi kegiatan mengatakan pihaknya menganggap penting terciptanya desa yang tangguh terhadap bencana. Sehingga melalui salah satu kegiatan dalam program pengembangan masyarakat (PPM) PEPC ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan warga masyarakat dalam mengenali, mengantisipasi dan menghadapi ancaman bencana yang ada di wilayahnya.
Selain itu, menurut Edy kegiatan ini juga bertujuan untuk mendukung Program Pemerintah dalam upaya mewujudkan desa mandiri yang salah satu indikatornya adalah desa yang memiliki memiliki ketangguhan dalam menyikapi situasi darurat bencana. Membentuk masyarakat yang sigap dan tanggap dalam menghadapi bencana tentu tidak dapat dilakukan secara instan dan perlu waktu yang panjang sehingga dapat terbangun ketangguhan yang berkelanjutan. "Menumbuhkan budaya sadar bencana menjadi nilai-nilai pembangunan untuk masyarakat adalah tugas kita bersama. Masyarakat harus punya kemampuan memitigasi bencana. Jangan sampai warga menjadi korban bencana seperti dalam simulasi hari ini," tuturnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dr. Whenny Dyah Prajanti yang hadir di acara simulasi mengapresiasi peserta yang mengikuti kegiatan ini. Menurutnya dengan mengikuti kegiatan seperti ini warga dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam upaya menumbuhkan sikap yang sigap dan tanggap bencana. Masyarakat dapat berjaga-jaga jika menghadapi situasi bencana. "Terima kasih PEPC telah banyak mendukung terciptanya masyarakat yang semakin tanggap bencana," ungkapnya.
Whenny menambahkan bahwa pelatihan dan sosialisasi yang diberikan PEPC sangat bermanfaat bagi semua warga. "Mohon pelatihan dan simulasi semacam ini jangan berhenti di sini saja ya, namun tolong disebarluaskan kepada warga yang lain supaya kita semua saling peduli dalam menghadapi bencana. Dari pelaksanaan hari ini terlihat koordinasi yang baik antar pihak dalam menyikapi situasi bencana," tambahnya.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bencana BPBD Bojonegoro Eko Susanto yang juga hadir pada acara simulasi mengatakan pihaknya sangat mendukung pelatihan seperti yang digelar oleh PEPC bersama elemen masyarakat ini. Dengan kegiatan seperti ini dapat mengedukasi masyarakat untuk selalu waspada dalam menghadapi situasi-situasi yang darurat.
Skenario dalam simulasi kali ini terdapat sekitar 30 orang mengalami luka berat dan luka ringan akibat terseret banjir bandang yang berasal dari sungai Gandong yang menerjang Desa Pelem. Dari jumlah tersebut lima orang diantaranya mengalami patah tulang tangan sedangkan tiga orang mengalami patah tulang selangka dan 1 orang lagi terpaksa harus dilakukan pembedahan oleh tim evakuasi medis yang dibantu oleh tim evakuasi lainnya lantaran kondisinya cukup serius. Bukan hanya itu, selain dilanda banjir, terjadi kebakaran juga yang melalap beberapa rumah warga akibat korsleting listrik.
Hujan disertai gemuruh petir yang mendera wilayah setempat sejak Senin pagi hingga sore hari menyebabkan banjir bandang dan menerjang pemukiman warga. Sementara, warga yang selama ini tidak pernah menyangka akan adanya banjir menjadi kebingungan, terlebih dengan adanya sebagian warga yang mengalami luka ringan hingga luka berat. Beruntung atas kesigapan 14 personel yang terdiri dari tujuh perawat dan tujuh relawan SAR, korban dapat segera dievakuasikan untuk diberikan pertolongan dan perawatan.
Pelatihan ini melibatkan lebih dari 200 orang yang terdiri dari warga masyarakat, Linmas, tokoh masyarakat, tokoh agama dan Karang Taruna. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, kesadaran tentang bahaya dan risiko bencana. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menciptakan simpul-simpul siaga bencana yang berbasis masyarakat. Dalam pelaksanaan simulasi ini juga melibatkan HSSE PEPC JTB, BPBD Bojonegoro, Damkar Bojonegoro, Dinas Kesehatan Bojonegoro, TNI/ Polri, Taruna Siaga Bencana serta masyarakat. Protokol kesehatan yang ketat diterapkan sepanjang kegiatan pelatihan kesiapsiagaan bencana ini dilaksanakan.