TUBAN - Sejak pandemi covid-19 melanda tanah air sekitar pertengahan 2020, unli’ah, 50 tahun, memiliki kesibukan baru di rumahnya desa kaligede, kecamatan senori, kabupaten tuban. Ibu rumah tangga ini mulai menggeluti usaha pembuatan minuman tradisional susu kedelai.
Terdapat beberapa varian rasa susu kedelai yang diproduksi. Diantaranya original, pandan, coklat strawberry, buah nga, jambu merah, mangga, serta buah-buahan lain sesuai musimnya. Sementara pengemasan menggunakan dua jenis, yaitu botol dan plastik es.
Selain dipasarkan sekitar kecamatan senori, susu kedelai aneka rasa ini telah merambah pasar hampir seluruh wilayah tuban dan sebagian bojonegoro. Untuk harga relatif terjangkau. Kemasan botol 250 mililiter hanya rp2.000, botol 330 mililiter dijual rp4.000, sementara kemasan palstik rp1.000.
Dalam sehari unli’ah mampu menjual sedikitnya dua ratus susu kedelai kemasan botol dan tiga sampai empat ratus kemasan plastik. Omzet yang dihasilkan berkisar sepuluh juta rupiah per bulan.
Susu kedelai buatan unli’ah dijamin murni dan alami tanpa campuran zat berbahaya. Namun, minuman tradisional ini hanya mampu bertahan sekitar delapan jam, jika ditempatkan pada suhu normal. Sebaliknya, jika masuk freezer, sari kedelai ini bisa bertahan hingga maksimal sepuluh hari.
Selain cocok untuk diminum sehari-hari. Susu kedelai ini juga cocok bagi anda yang alergi dengan susu sapi ataupun susu kambing.