TUBAN - Berbagai persoalan mengiringi penyaluran program bantuan pangan non tunai atau bpnt andalan presiden jokowi. Terkait carut marut program bpnt tersebut, seorang wartawan media nasional bernamaahmad adirin, menerbitkan sebuah buku kumpulan karya jurnalistiknya.
Buku berjudul mengawal program bantuan pangan di blora ini diterima dengan baik di tengah masyarakat hingga menjadi perbincangan hangat. Meski di dalam judulnya persoalan secara spesifik hanya di kabupaten blora. Namun, persoalan carut marut program bantuan pangan non tunai untuk warga kurang mampu ini, terjadi hampir merata terjadi di seluruh indonesia.
Hanya dalam kurun 1 bulan, sebanyak seribu eksemplar buku ini ludes terjual. Penyusunan buku ini melibatkan wartawan dari aliansi jurnalis independen (aji) bojonegoro, dan persatuan wartawan indonesia (pwi) tuban. Selain menguak sejumlah praktik kotor di dalam program tersebut, buku ini juga memberikan pemecahan kasus serta solusinya.
Menurut para pembaca, buku ini dinilai bagus, karena penulis berani mengangkat terkait carut marut program bansos andalan jokowi sekaligus solusinya. Sehingga dengan terbitnya buku ini diharapkan program bantuan sosial tersebut penyalurannya bisa lebih baik, lebih tepat sasaran dan manfaatnya bisa dirasakan oleh warga yang membutuhkan.
Kini, buku setebal 125 halaman ini telah proses cetak kedua kalinya lantaran tingkat pemesanan terbilang cukup tinggi. Tak hanya laku di pulau jawa, buku ini juga dibeli oleh para pembaca dari kalimantan, sulawesi, sumatera dan papua. Bahkan, sejumlah mahasiswa yang tengah studi di luar negeri juga membelinya.