BLITAR - Seorang aparatur sipil negara atau asn di kabupaten blitar, sukses menggeluti usaha sampingan memproduksi nutrisi pakan ternak berbahan baku limbah cangkang hewan laut dan bekicot. Asn tersebut adalah lilis yuliani, warga tangsi, kelurahan srengat, kabupaten blitar.
Ia memproduksi nutrisi dengan memanfaatkan bahan baku limbah cangkang bekicot dan kerang laut, yang diolah semi moderen. Nutrisi ini dinilai bermanfaat untuk meningkatkan kalsium pada ternak seperti sapi, kambing dan ayam petelur,sehingga ternak lebih sehat dan kuat dan produksi yang dihasilkan semakin meningkat.
Usaha tersebut menurut lilis bermula karena melihat banyaknya limbah cangkang dan bekicot yang dibuang begitu saja. Dari situ, wanita ini berinisiatif untuk mengolah menjadi nutrisi. Ternyata nutrisi hasil buatannya tersebut laris di pasaran dan banyak pesanan khususnya peternak sapi dan kambing perah di berbagai daerah di nusantara.
Kini, lilis dengan di bantu belasan karyawan, setiap hari mampu memproduksi 3 hingga 4 ton dengan harga jual per kilogram 800 rupiah hingga 1500 rupiah. Bahkan, tiap bulannya mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga ratusan juta rupiah.
Lilis berharap usaha terus bisa berkembang, karena pasar nutrisi pakan masih terbuka lebar.
Ia memproduksi nutrisi dengan memanfaatkan bahan baku limbah cangkang bekicot dan kerang laut, yang diolah semi moderen. Nutrisi ini dinilai bermanfaat untuk meningkatkan kalsium pada ternak seperti sapi, kambing dan ayam petelur,sehingga ternak lebih sehat dan kuat dan produksi yang dihasilkan semakin meningkat.
Usaha tersebut menurut lilis bermula karena melihat banyaknya limbah cangkang dan bekicot yang dibuang begitu saja. Dari situ, wanita ini berinisiatif untuk mengolah menjadi nutrisi. Ternyata nutrisi hasil buatannya tersebut laris di pasaran dan banyak pesanan khususnya peternak sapi dan kambing perah di berbagai daerah di nusantara.
Kini, lilis dengan di bantu belasan karyawan, setiap hari mampu memproduksi 3 hingga 4 ton dengan harga jual per kilogram 800 rupiah hingga 1500 rupiah. Bahkan, tiap bulannya mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah hingga ratusan juta rupiah.
Lilis berharap usaha terus bisa berkembang, karena pasar nutrisi pakan masih terbuka lebar.
